Banjir Melanda Kutim, Bupati Ardiansyah: Fokus pada Dampak, Bukan Status Darurat

Ia juga menginstruksikan agar Dinsos tetap siaga dalam membantu operasional dapur umum yang telah dibentuk oleh masyarakat setempat.

Denada S Putri
Jum'at, 31 Januari 2025 | 15:00 WIB
Banjir Melanda Kutim, Bupati Ardiansyah: Fokus pada Dampak, Bukan Status Darurat
Ilustrasi banjir di Kutai Timur (Kutim). [Ist]

SuaraKaltim.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) bergerak cepat dalam menangani dampak banjir yang melanda sejumlah wilayah. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menggelar rapat koordinasi guna merumuskan upaya penanggulangan yang lebih efektif.

Hal itu disampaikan Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, di Sangatta, Kamis (30/01/2025) kemarin. Ia menegaskan, pihaknya tidak bisa melihat apa bencana itu darurat atau tidak.

“Kita tidak bisa hanya melihat apakah bencana itu darurat atau tidak, tetapi bagaimana dampaknya terhadap masyarakat, termasuk gangguan akses jalan dan rumah yang terdampak,” ujar Ardiansyah, disadur dari ANTARA, Jumat (31/01/2025).

Dalam rapat tersebut, ia menegaskan pentingnya kesiapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim dalam menyusun analisa kebencanaan untuk mengantisipasi kemungkinan banjir berkelanjutan.

Baca Juga:Di Saat Kota Lain Terendam, Bontang Tetap Kering: Apa Rahasianya?

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan masih akan berlangsung hingga Maret dengan pola yang fluktuatif.

Oleh karena itu, koordinasi lintas instansi sangat diperlukan untuk memastikan langkah-langkah konkret dalam penanganan banjir. Beberapa aspek yang menjadi perhatian utama mencakup evakuasi warga terdampak, penyediaan bantuan logistik, serta pengoperasian dapur umum bagi masyarakat yang membutuhkan.

Ardiansyah juga menyoroti mekanisme penggunaan dana belanja tidak terduga yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan kriteria kebencanaan. Melihat kondisi di beberapa wilayah yang cukup memprihatinkan, ia menekankan pentingnya langkah cepat dalam memberikan bantuan kepada masyarakat.

“Kita kan tidak mau melihat masyarakat yang mendapatkan dampak bencana itu darurat atau tidak, maka dari itu untuk mengurangi beban mereka, diperlukan beberapa opsi berupa pemberian bantuan,” jelasnya.

Saat ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kutim baru mampu menyediakan sekitar 500 paket sembako, jumlah yang dinilai masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga terdampak.

Baca Juga:Dari Batuk hingga Diare, Banjir di Bengkuring Samarinda Picu Wabah Penyakit

Untuk mengatasi kekurangan ini, Ardiansyah meminta koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Ketahanan Pangan guna mengoptimalkan bantuan dari stok Bulog.

“Makanya saya minta segera koordinasikan dengan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kutim yang bisa meminta bantuan. Kita punya stok Bulog kalau tidak salah,” tambahnya.

Selain itu, ia juga menginstruksikan agar Dinsos tetap siaga dalam membantu operasional dapur umum yang telah dibentuk oleh masyarakat setempat.

Sementara itu, Kepala BPBD Kutim, Idris Syam, menjelaskan bahwa hingga saat ini status darurat bencana belum ditetapkan karena masih dalam tahap pengkajian lebih lanjut.

"Kami akan segera mengumpulkan data terkait banjir untuk mendukung upaya peningkatan kesiapsiagaan," ujarnya.

Menurutnya, data tersebut akan menjadi dasar dalam merancang strategi mitigasi yang lebih baik serta mengoptimalkan langkah-langkah siaga bencana agar dampak banjir dapat ditekan semaksimal mungkin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini