SuaraKaltim.id - Di saat sejumlah daerah di Kalimantan Timur seperti Samarinda, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur masih berkutat dengan banjir akibat curah hujan tinggi, Kota Bontang justru mampu bertahan tanpa genangan berarti.
Keberhasilan ini diklaim sebagai hasil dari program mitigasi banjir yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang, Edy Prabowo, Rabu (29/01/2025).
Melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, ia menyebutkan, upaya pengerukan sungai hingga 45 persen sejak 2023 berdampak signifikan dalam mengurangi risiko banjir. Kapasitas daya tampung sungai meningkat, sehingga mampu menahan limpasan air dari hulu.
Meski demikian, tantangan masih ada, terutama dalam mengatasi banjir rob di kawasan pesisir seperti Kelurahan Guntung. Pemerintah setempat tengah mengkaji langkah-langkah tambahan untuk menangani fenomena pasang surut yang berpotensi memicu genangan di beberapa titik strategis kota.
Baca Juga:Teror Buaya di Tengah Banjir, 500 KK di Desa Santan Tengah Terisolasi Tanpa Bantuan
Meskipun kondisi Bontang relatif lebih aman, pemantauan terus dilakukan terhadap peningkatan debit air sungai. Kekhawatiran muncul ketika fenomena banjir rob berpotensi bertemu dengan limpasan air hujan, yang dapat menyebabkan akumulasi air lebih besar.
Dengan adanya perbaikan sistem drainase di sejumlah titik rawan seperti Jalan Ahmad Yani, Imam Bonjol, dan Suryanata, Pemkot Bontang optimistis dapat terus menekan potensi banjir di masa mendatang. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa mitigasi yang tepat dapat mengurangi dampak cuaca ekstrem, meskipun tantangan tetap ada.