Penurunan signifikan ini menempatkan PPU ke dalam status zona hijau penularan malaria.
Hal itu disampaikan Kepala Dinkes PPU, Jensje Grace Makisurat, Minggu, 8 Juni 2025.
"Pada 2024 masuk zona kuning dan pada tahun ini status zona hijau penularan malaria," katanya, disadur dari ANTARA, Senin, 9 Juni 2025.
Namun, ia menegaskan bahwa status zona hijau bukan berarti bebas dari ancaman.
Baca Juga:Geliat Budidaya Perikanan PPU Terus Tumbuh, Jadi Penopang Ekonomi Kawasan IKN
Pihaknya terus mengingatkan warga untuk mengenali gejala awal malaria dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika merasakan tanda-tanda mencurigakan bagi daerah yang sebagian wilayahnya masuk Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.
"Warga yang alami gejala awal malaria diminta segera periksa di layanan kesehatan terdekat agar bisa ditangani dan penularan dapat dicegah," ujarnya.
Gejala malaria, lanjut Jensje, meliputi demam, menggigil, kedinginan, mual, dan sakit kepala.
Jika ditemukan kasus positif, petugas kesehatan akan segera turun ke lapangan melakukan pemeriksaan aktif dari rumah ke rumah di radius 100 meter dari pasien untuk mencegah meluasnya penularan.
"Gejala awal malaria seperti demam, menggigil, kedinginan, mual, sakit kepala dan lainnya," tambahnya.
Baca Juga:Penajam Genjot Budidaya Ikan Jelang IKN, Target 1 Juta Benih Siap Tebar
Penyakit ini sendiri disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Karena itu, pihak Dinas Kesehatan menerjunkan kader ke wilayah-wilayah rawan untuk melakukan skrining menyeluruh.
Selain deteksi dini, upaya pencegahan juga dilakukan dengan membagikan kelambu berinsektisida kepada warga di wilayah endemis, melalui jaringan puskesmas yang ada.
Sebagai catatan, meskipun masuk zona hijau, PPU masih menduduki posisi kedua tertinggi kasus malaria di Kaltim—hanya terpaut satu kasus dari Kutai Timur (Kutim) dan Berau yang masing-masing mencatatkan 99 kasus.
"Kendati Kabupaten Penajam Paser Utara status zona hijau, tetapi masih tercatat 98 kasus berada di posisi kedua tertinggi se-Kalimantan Timur," ujar Jensje.