Wilayah IKN Aman dari Malaria? PPU Turunkan Kasus Drastis tapi Tetap Waspada

Gejala malaria, lanjut Jensje, meliputi demam, menggigil, kedinginan, mual, dan sakit kepala.

Denada S Putri
Senin, 09 Juni 2025 | 17:11 WIB
Wilayah IKN Aman dari Malaria? PPU Turunkan Kasus Drastis tapi Tetap Waspada
Ilustrasi malaria. [Ist]

SuaraKaltim.id - Meski berhasil menekan drastis angka kasus malaria dalam dua tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi penyebaran penyakit ini.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat, kasus malaria di PPU menurun tajam dari 1.315 kasus pada 2023 menjadi 558 kasus di tahun 2024, dan hingga awal Juli 2025 tinggal menyisakan 98 kasus.

Penurunan signifikan ini menempatkan PPU ke dalam status zona hijau penularan malaria.

Hal itu disampaikan Kepala Dinkes PPU, Jensje Grace Makisurat, Minggu, 8 Juni 2025.

Baca Juga:Di Balik Hiruk Pikuk IKN, Budidaya Rumput Laut di PPU Terus Tumbuh

"Pada 2024 masuk zona kuning dan pada tahun ini status zona hijau penularan malaria," katanya, disadur dari ANTARA, Senin, 9 Juni 2025.

Namun, ia menegaskan bahwa status zona hijau bukan berarti bebas dari ancaman.

Pihaknya terus mengingatkan warga untuk mengenali gejala awal malaria dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika merasakan tanda-tanda mencurigakan bagi daerah yang sebagian wilayahnya masuk Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.

"Warga yang alami gejala awal malaria diminta segera periksa di layanan kesehatan terdekat agar bisa ditangani dan penularan dapat dicegah," ujarnya.

Gejala malaria, lanjut Jensje, meliputi demam, menggigil, kedinginan, mual, dan sakit kepala.

Baca Juga:472 Pokdakan Dievaluasi: PPU Pastikan Bantuan Tepat Sasaran di Era IKN

Jika ditemukan kasus positif, petugas kesehatan akan segera turun ke lapangan melakukan pemeriksaan aktif dari rumah ke rumah di radius 100 meter dari pasien untuk mencegah meluasnya penularan.

"Gejala awal malaria seperti demam, menggigil, kedinginan, mual, sakit kepala dan lainnya," tambahnya.

Penyakit ini sendiri disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.

Karena itu, pihak Dinas Kesehatan menerjunkan kader ke wilayah-wilayah rawan untuk melakukan skrining menyeluruh.

Selain deteksi dini, upaya pencegahan juga dilakukan dengan membagikan kelambu berinsektisida kepada warga di wilayah endemis, melalui jaringan puskesmas yang ada.

Sebagai catatan, meskipun masuk zona hijau, PPU masih menduduki posisi kedua tertinggi kasus malaria di Kaltim—hanya terpaut satu kasus dari Kutai Timur (Kutim) dan Berau yang masing-masing mencatatkan 99 kasus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini