Birokrasi Masuk Era Digital: Pemprov Kaltim Mulai Nimbrung di Media Sosial

Faisal menyebut hampir semua aspek kehidupan kini terhubung lewat media sosial, mulai dari gaya hidup, edukasi, hingga sumber pendapatan.

Denada S Putri
Rabu, 11 Juni 2025 | 10:27 WIB
Birokrasi Masuk Era Digital: Pemprov Kaltim Mulai Nimbrung di Media Sosial
Kadiskominfo Kaltim, Muhammad Faisal. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Perkembangan media sosial di era digital tidak hanya mengubah cara individu berinteraksi, tetapi juga menuntut pemerintah untuk mengubah pendekatan komunikasinya.

Dari saluran formal menjadi lebih kasual dan responsif, kini pemerintah tak bisa lagi mengabaikan kekuatan media sosial dalam menyampaikan pesan publik.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Faisal saat menjadi pembicara pada diskusi santai Ngapeh bertema berkarya melalui media sosial, Selasa, 10 Juni 2025.

"Berbicara dunia sosial memang luar biasa praktis, merubah tatanan pola kehidupan dan segalanya. Bahkan teori-teori yang diyakini sebagai sebuah teori komunikasi bisa berubah gara-gara media sosial," ungkap Faisal, disadur dari kanal resmi Diskominfo Kaltim, Rabu, 11 Juni 2025.

Baca Juga:Kejati Kaltim Genjot Penyidikan Korupsi DBON: Sekda hingga Bendahara Diperiksa

Faisal menyebut hampir semua aspek kehidupan kini terhubung lewat media sosial, mulai dari gaya hidup, edukasi, hingga sumber pendapatan.

Tak terkecuali dalam ranah pemerintahan, yang kini mulai aktif ‘nimbrung’ untuk menyampaikan informasi secara lebih dekat dengan masyarakat.

"Suka tidak suka, pemerintah belajar ikut terjun di dalamnya. Ternyata banyak juga keuntungan maupun manfaatnya daripada hal-hal negatif. Tapi pemerintah harus siap-siap dan menyiapkan," jelasnya.

Menurutnya, pendekatan konvensional sudah tidak cukup. Pemerintah harus bisa membaca dinamika perilaku warganet yang terus berubah.

Survei hingga riset perilaku digital pun kini menjadi bagian dari strategi komunikasi.

Baca Juga:Pemerintah Perluas Progran MBG di Kaltim, Sasar 5.770 Siswa Samarinda-Kukar

"Kita mengukur perilaku netizen ini yang berubah-ubah sehingga dibutuhkan bukan hanya update wawasan pengetahuan dan situasi terkini, tapi juga strategi yang dilakukan oleh survei-survei dan ini menjadi bagian dari strategi," kata Faisal.

Selain itu, tren konten pendek juga menjadi tantangan baru. Format video ringkas justru menuntut kreativitas dan ketepatan pesan yang lebih tinggi.

"Kalau dulu bikin video panjang-panjang, sekarang pendek justru. Yang pendek bukan lebih mudah, tapi pendek malah lebih sulit," imbuh Faisal.

Transformasi digital juga membuka banyak peluang, khususnya bagi generasi muda.

Namun, Faisal menekankan pentingnya literasi digital agar kemajuan teknologi tidak hanya berujung pada hiburan semata.

"Media sosial satu sisi hiburan, edukasi, bisa dapat duit, satu sisi bisa berbahaya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini