Menjadi Kendaraan Masa Depan di IKN
Ambisi terbesar untuk EHang 216-s adalah menjadikannya sebagai moda transportasi modern di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Anggota DPR RI sekaligus Ketua Umum IMI, Bambang Soesatyo, mengungkap target ambisius pemerintah untuk mengoperasikan taksi terbang ini di IKN pada tahun 2028.
“EHang ini juga dimaksudkan sebagai moda transportasi modern untuk angkutan dari titik ke titik, poin ke poin di IKN,” kata Bamsoet.
Baca Juga:37 Persen Masih Terlayani, PPU Kebut Akses Air Bersih demi Kawasan IKN
“Target kita sebetulnya 2028 ini EHang sudah beroperasi di IKN sebagai moda transportasi modern karena IKN adalah kota yang dibangun untuk kota internasional.”
Penggunaan EHang sejalan dengan visi IKN sebagai kota pintar yang berkelanjutan.
Sebagai kendaraan bertenaga listrik, EHang 216-s bersifat ramah lingkungan, tidak menghasilkan emisi karbon, dan minim polusi suara, menjadikannya kandidat ideal untuk ekosistem hijau IKN.
Spesifikasi dan Biaya: Seberapa Canggih dan Mahal?
Melihat bentuknya yang futuristik seperti drone raksasa, mari kita bedah spesifikasi dan biayanya:
Baca Juga:6,7 Hektare, PPU Bangun Sekolah Rakyat untuk Anak Miskin Sekitar IKN
Teknologi: Autonomous Aerial Vehicle (AAV), terbang tanpa pilot menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Kapasitas: Mampu mengangkut beban hingga 220 kg (setara 2 penumpang dewasa).
Performa: Kecepatan maksimal 130 km/jam, dengan jarak tempuh 35 km dan waktu terbang 21 menit dalam sekali pengisian daya.
Dimensi: Tinggi 1.77 meter dan lebar 5.61 meter.
Lalu, berapa biayanya? Rudy Salim, Executive Chairman Prestige Aviation yang membawa EHang ke Indonesia, mengungkap harganya mencapai Rp8,7 miliar per unit.
Namun, angka fantastis ini menjadi relatif terjangkau jika melihat biaya operasionalnya.