Scroll untuk membaca artikel
Yovanda Noni
Kamis, 10 September 2020 | 15:14 WIB
Pernikahan mewah di samarinda memakan biaya Rp 250 juta hingga miliaran rupiah

SuaraKaltim.id - Untuk menuju halal, sebetulnya tidak semahal kelihatannya.

Cukup menemui pihak berwenang untuk pengesahan pernikahan, dari Kantor Urusan Agama (KAU) atau kantor catatan sipil.

Meski demikian, adat istiadat ternyata menjadi faktor mahalnya prosesi pernikahan. Istilah uang Panai, jujuran dan lain-lain menjadi srayat utama sebelum meminang seorang gadis.

Di Makassar misalnya, dari cuittan pengguna twitter @urpinkrose menyebut jika ingin menikahi gadis Makassar, harus menyiapkan minimal Rp 100 juta.

Baca Juga: Yesi Indola, PNS 37 Tahun Cari Jodoh, Perawan, Mahar Emas 37 Gram, Mau?

Cuitan itu lantas direplay oleh akun @prominapuffsss, yang menyebut jika ingin menikahi gadis Samarinda harus menyiapkan minimal Rp 150 juta.

Sebab, kebutuhan pesta memakan biaya Rp 100 juta. Sisanya Rp 50 juta digunakan untuk jasa bersih-bersih debu dan pembuatan rakit jika banjir.

Pernikahan di Samarinda tak kalah mahal dari Uang Panai dari Makassar

Hal itu dibenarkan Raden Ajeng Ruliwa Maladewi, pengusaha batik di samarinda ini pernah menggelar pesta pernikahan saat banjir.

“Dulu  pestanya dua kali, resepsinya di gedung dan akad nikahnya di rumah.  Waktu akad nikah itu banjir, kebetulan tinggal masih di Sempaja. Yaudah deh, harus keluar biaya tak terduga dan menyewa jasa bersih-bersih,” katanya (10/9/2020).

Dewi menyebut, menikah di samarinda memang tidak murah. Karena selain harga WO yang mahal, perlu memikirkan kondisi pasca resepsi pernikahan. Dia sampai harus mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk biaya respsi yang hanya dilakukan satu hari saja.

Baca Juga: Halu Level Dewa, Wanita Ini Nekat DP Mahar Nikah Meski Belum Tahu Jodohnya

“Jadi kalau mau disebut uang mahar itu mahal, ada lagi yang lebih mahal. Seberapa pun besarnya mahar, biasanya ada biaya-biaya lain yang harus dirogoh,” sebutnya.

Selain Dewi, Wakil Wali Kota Samarinda, Barkati juga pernah merasakan hal yang sama. Bedanya, Barkati terpaksa menunda pernikahan putrinya yang sudah siap 100 persen, karena terhalang Covid-19.

Padahal, biaya pernikahan anaknya itu mencapai miliaran rupiah dengan jumlah tamu hingga ribuan orang se-Kaltim. 

Dikonfirmasi, Consultan Weeding ABAZ Wedding Organizer (WO), Archie Zajonc menjelaskan mahal dan tidaknya sebuah pernikahan tergantung pola pikir dan cara kerja penanganannya.

Sudah 20 tahun terjun dalam usaha WO, Archie sudah paham bagaimana calon pengantin menentukan konsep pernikahannya.

“Benar mahal itu tergantung kreatif, mahal bukan karena biaya ya. Tapi lebih pada otak si plannernya, kreasi yang dihasilkan itu mewah atau tidak. Saya WO tapi saya juga weeding planer, ini sebenarnya kenapa para calon pengantin harus diedukasi,” sebutnya.

Menurut dia, pernikahan di Kota samarinda termasuk dalam pesta yang jor-joran. Tak sedikit calon pengantin yang rela mengeluarkan biaya hingga ratusan juta dalam sekali resepsi.

Archie membenarkan jika masih banyak orang yang tidak mengetahui arti kata mahal. Menurut mereka semakin mahal biaya dekor pernikahan, maka semakin mewah hasil yang diberikan.

“Iya pengantin di samarinda termasuk yang jor-joran. Mereka bahkan tidak sayang mengeluarkan uang hingga Rp 250 juta untuk resepsi. Masih banyak yang berfikir, semakin mahal biaya semakin bagus. Padahal tidak begitu,” jelasnya.

Archie bersama mempelai wanita dengan pakaian adat Jawa

Archie menjelaskan, Samarinda menjadi begitu mahal, lantaran vendor-vendor di samarinda masih sangat terbatas. Berbeda dengan Jakarta, yang segala kebutuhan pernihan serba ada.

Ditambah lagi, di daerah seperti di samarinda WO bukan spesialis pernikahan. Bahkan ada WO yang ternyata makelar vendor saja.

“Rp 250 juta di samarinda itu masih biasa-biasa saja, Ballroomnya juga tidak terlalu besar. Tapi di Jakarta harga segitu sudah bisa mendapatkan hasil yang mewah,” sebutnya.

Archie berharap, di Samarinda bisa bersaing dengan Jakarta.

Kenapa daerah biaya pernikahan jadi mahal, karena pengusaha pengantin bukan spesialis jatuhnya makelar. Sedangkan di Jakarta, WO memilih vendor-vendor yang berkualitas dibuktikan dengan lampiran tingkat professional kerja.

Disinggung masalah uang Panai atau Jujuran, Archie mengatakan itu merupakan nilai perhormatan dari adat istiadat untuk seorang perempuan. Mahar pernikahan berbeda dengan biaya pernikahan.

“Jadi begini, mahar pernikahan itu merupakan penghormatan sebuah adat untuk calon mempelai wanita. Di Makassar terkenal tinggi, karena memang istiadatnya begitu. Tapi kalau di Samarinda polanya jadi biaya pernikahan yang jor-joran,” ungkapnya.

Archie sendiri, sudah berkali-kali dipercayakan mengatur pernikahan di Kota Samarinda. Salah satunya, putra pengusaha kapal Queen Soya sekaligus tokoh di Samarinda, (Almarhum) H Saraping dan keluarga Kompol (Pur) Rahardjo Siswanto

Load More