SuaraKaltim.id - Universitas Muslim Indonesia (UMI) Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) baru saja mewisuda lulusan-lulusannya di masa pandemi ini.
Meski begitu dari sekian banyak lulusan yang diwisuda, ada satu nama yang terasa asing dalam wisuda yang digelar September 2020 ini dan menjadi pembicaraan menarik.
Ni Made Ayu Masnathasari begitu nama yang kini menjadi pembicaraan. Lantaran, mahasiswi Fakultas Kedokteran yang telah menjalani pendidikan selama lima tahun delapan bulan ini merupakan mahasiswa yang beragama Hindu di kampus Islam tersebut.
Tak hanya itu, ternyata selama menempuh pendidikan di UMI, Ayu kerap mengenakan jilbab seperti yang tertuang dalam aturan kampus tersebut.
Baca Juga: Berjilbab Lebih 5 Tahun, Mahasiswi Kedokteran Ini Beragama Hindu
Setiap hari penampilan Ayu di dalam kampus seperti mahasiswi lainnya. Memakai jilbab dan pakaian tertutup, pakaian muslimah.
"Tidak mudah pak, tapi jadinya saya setiap hari banyak belajar. Lebih siap diri saja. Setiap hari ada tantangan baru. Apa lagi besok," kata perempuan kelahiran Takalar ini dalam video wawancara dengan Dekan Fakultas Teknologi Industri UMI Zakir Sabhara, Kamis (17/9/2020).
Selama mengikuti kuliah di kampus dengan Islami itu, Ayu mengaku tidak merasa dipaksa memakai jilbab.
Bahkan, saat masih menjadi mahasiswa baru UMI, ada aturan yang mewajibkan mahasiswa mengikuti pendidikan pesantren selama satu bulan.
Namun, kampus memberikan kompensasi kepada Ayu tidak mengikuti aturan tersebut, melainkan harus belajar di Pura sesuai keyakinan yang dianutnya.
Baca Juga: Beragama Hindu, Begini Kesan Ayu Jadi Dokter Pertama di Kampus Islam
"Semakin lama semakin terbiasa," kata Ayu.
Keluarga Ayu sendiri tinggal di Kabupaten Takalar. Ayahnya yang berasal dari Kabupaten Tabanan, Bali bekerja sebagai guru olah raga SMP.
Sebagai bentuk penghargaan UMI terhadap prestasi dan kerja kerasnya, Ayu diberikan kesempatan memberikan pidato di depan dosen, sarjana, dan mahasiswa UMI.
Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI Zakir Sabhara yang bertemu dengan Ayu mengaku bangga. Meski beragama Hindu, Ayu tetap nyaman belajar sampai lulus menjadi dokter di UMI.
"Ini anak kerennya kedokteran. Pertama kalinya di kedokteran mahasiswa agama Hindu," kata Zakir.
"Saya menetes tadi air mataku," tambah Zakir.
Dia mengatakan, kejadian ini harus menjadi pelajaran. Meski berbeda agama, suku, ras, dan golongan, rasa ke-Indonesia-an harus tetap dijaga.
"Semua satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.
Berita Terkait
-
Penyesalan Abidzar Al Ghifari Atas Kematian Ustaz Jefri Al Buchori: Gara-Gara Sepatu Bola
-
Ogah Ambil Film Adegan Dewasa, Abidzar Ungkap kekhawatirannya: Yang Dihujat Bukan Gue
-
Bias Antara Keadilan dan Reputasi, Mahasiswi Lapor Dosen Cabul Dituduh Halusinasi
-
Out of The Box, Panggilan Umi Pipik ke Shin Tae-yong Tuai Gelak Tawa
-
5 Sumber Belajar Online Terpercaya untuk Mahasiswa Kedokteran
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
Terkini
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
-
Komersialisasi Bandara IKN Tunggu Revisi Perpres 131/2023, Kata Wamenhub Suntana
-
Tim Resmob Tangkap Pelaku Pembunuhan Tragis di Morowali yang Kabur ke Kaltim