SuaraKaltim.id - Sepasang suami istri, hidup miskin di Samarinda dan tinggal di kandang ayam. Selama 17 tahun, keduanya bertahan demi cinta kasih dalam pernikahan yang sakral.
Dawari (77) dan Mardiana (55), tinggal di sebuah gubuk berukuran 2x3 meter, berdinding kayu, beratapkan seng sebagai atap.
Rumah mereka jauh dari pusat kota dan berada di dalam hutan, tepatnya di Jalan Poros Samarinda-Bontang, Jalan Rimbawan RT 08, Tanah Merah, Samarinda.
Sunyi, hanya mereka berdua. Kehidupan yang saling bergantung, dan tidak mengeluh.
Baca Juga: Datang ke Samarinda, Vokalis Debu Duet Lagu dengan Erwin dan Bagi Sembako
“Ini rumahnya, penuh sampah,” kata Dawari sembari membersihkan sampah dan botol plastik bekas kemasan air mineral yang terkumpul di rumahnya.
Tak ada listrik dan air bersih yang mereka miliki. Hanya beberapa lilin bekas yang diirit untuk penerangan malam.
Di sebelah rumah itu, ada kandang ayam bekas. Bangunan itu dulunya untuk ayam peliharaan Dawari, kini sudah habis terjual dan belum memiliki bibit ayam yang baru.
“Tinggal di sini, nanti kalau bocor bisa pindah ke kandang ayam dulu,” ujarnya.
Diceritakan Dawari, pada tahun 1997, dia kali pertama menapakan kaki di Kota Samarinda. Kala itu, dia sendiri memutuskan tinggal di Handil Kopi, Sambutan.
Baca Juga: Jual Ganja, Siswa SMK di Samarinda Ditangkap Polisi
Namun kemudian Dawari berpindah-pindah lokasi tempat tinggal dari satu tempat ke tempat lain.
Kemudian pada tahun 2000, Dawari menikahi Mardiana. Keduanya lantas diberi momongan anak pertama di tahun 2003.
Tahun-tahun pertama, keluarga ini nyaman tinggal di Rimbawan. Lantaran, Dawari bekerja sebagai penjaga kebun.
Selama beberapa tahun, Dawari mendapat upah kerja. Namun, saat sang mandor kebun yang mempekerjakannya meninggal dunia, Dawari tidak lagi mendapat honor sebagai penjaga kebun.
Sulitnya tekanan hidup membuat Dawari dan Mardiana merelakan putra semata wayangnya diasuh orang lain. Anaknya pun hidup bersama orang tua asuh di Kota Balikpapan. Mirisnya, sang putra pun tidak mengenali Dawari dan Mardiana sebagai orang tua kandungnya.
“Pernah ke sini, tapi manggil om dan tante,” katanya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
- Berapa Harga Sepatu Hoka Asli 2025? Cek Daftar Lengkap Model & Kisaran Harganya
Pilihan
-
Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
-
Kata-kata Jordi Amat Usai Gabung ke Persija Jakarta
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
Terkini
-
Kaltim Siapkan Perusda Ojol, Lawan Ketimpangan Tarif Aplikator Nasional
-
Berburu Modal di Era IKN, Penajam Andalkan Kawasan Industri Strategis
-
PETI Ancam Objek Vital Nasional, Polisi dan TNI Turun Tangan di LabananKelay
-
Kaltim Genjot Pemerataan Pembangunan hingga Pelosok 3T
-
Ngopi Enak Tanpa Tekor? Ini Cara Dapat Saldo DANA Kaget Buat Nongkrong