Scroll untuk membaca artikel
Sapri Maulana
Kamis, 25 Februari 2021 | 11:33 WIB
Wakil Wali Kota Balikpapan terpilih Thohari Azis. Risti berbagi kisah tentang keluarganya yang masih trauma. [inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Keluarga almarhum Thohari Azis masih trauma. Sebulan sudah wakil wali Kota Balikpapan terpilih tersebut meninggal dunia karena positif Covid-19. Risti Utama, istri almarhum, tak bisa menutupi kesedihannya.

“Selama gak ada almarhum, aku gak lihat TV, gak baca koran,” kata Istri almarhum Thohari Azis, Risti Utama, dilansir dari inibalikpapan.com, Rabu malam (24/02/2021).

Bukan hanya Risti, anak-anaknya juga tak ingin ibunya keluar rumah. Merasa lebih tenang jika berada di rumah.

Anak-anak Risti, kata dia, trauma dan khawatir dirinya sakit, apalagi sang suami telah tiada.

Baca Juga: Besok Pelantikan 6 Kepala Daerah di Kaltim

Sehari-hari,Risti yang merupakan guru honorer hanya mengajar, itu pun dari rumah karena sistem pembelajaran via daring. Risti merupakan guru SD honorer di kawasan Balikpapan Selatan.

“Saya masih ngajar, ngajar seminggu 3 kali, saya masih honor, belum definitif. Saya sudah 13 tahun,” sebutnya.

Hingga saat ini, kata Risti, keluarga masih beradaptasi dengan kepergian Thohari Azis. Sebab, ada beberapa aktivitas bersama yang masih terus dikenang.

Biasanya menjelang magrib, Thohari Azis sudah pulang ke rumah dan Risti menyiapkan makanan.

Risti bercerita, sebelum Thohari meninggal dunia, sempat menunjukkan tanda-tanda. Seperti beberapa pekerjaan yang biasa dikerjakan almarhum, berbeda dari biasanya, justru memilih meminta bantuan sang istri.

Baca Juga: Kata Istri Almarhum Thohari Aziz Jika Dipilih Jadi Wawali Kota Balikpapan

“Kadang AC rusak atau lampu, biasanya dia panggil tukang langsung dikerjakan. Cuma dia WA saya suruh hubungi tukang. Saya bilang kok sekarang ini aku disuruh hubungi tukang. Kan biasanya sampean, aku bilang begitu,” kata Risti.

“Ya gak, nanti kalau aku gak ada, sampean bisa mandiri. Kalau aku gak ada, sampean bisa sendiri (mengerjakan). Jadi aku disuruh mandiri, suruh kuat, suruh tegar. Itu masih bulan November – Desember (2020),” ungkapnya.

Selain itu lanjutnya, almarhum juga selalu mengatakan, di depan istri dan anak-anaknya harus mandiri, harus tegar dan kuat.

“Cuma beliau selalu mengatakan, kalau aku gak ada harus mandiri, anak-anak juga begitu,” ujarnya.

Selain itu kata Risti, almarhum selalu mengajarkan, agar jangan pernah terlihat sedih di depan orang. “Pak Thohari memang mengajari kita kalau sedih di rumah, jangan sampai orang lain tahu,” katanya.

“Jadi cukup kita yang tahu, kita gak ada uang, kita gak makan, cukup kita yang tahu. Di depan orang kita gak boleh sedih.” tuturnya.

Load More