SuaraKaltim.id - Dinas Lingungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, menggandeng PT Garuda Sinar Perkasa (GSP) untuk mengelola minyak jelantah menjadi biodiesel atau atau bahan bakar mesin diesel. Hasilnya, lebih dari Rp 2 miliar berhasil didapatkan.
Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso mengatakan, rencana tersebut ialah program Jelantah Membangun Samarinda ( Jeng Rinda).
Rusmadi menjelaskan,selama ini minyak jelantah dianggap limbah. Ternyata dapat dikelola bernilai ekonomis, menjadi biodiesel.
"Limbah minyak goreng atau jelantah ini bisa dikelola dan bermanfaat, per satu liter jelantah harganya Rp7 ribu, yang kemudian diolah menjadi biodiesel," kata Rusmadi, belum lama ini, dilansir dari Antara.
Bahkan, pengelolaan minyak jelantah, selain bernilai ekonomis dinilai Rusmadi juga akan berdampak pada penanggulangan banjir di Kota Tepian.
"Jelantah ini mempunyai kandungan lemak tinggi dan ketika menempel di dinding-dinding saluran drainase maka bisa menghambat jalannya air," kata Rusmadi.
Dengan adanya program Jeng Rinda, masyarakat diminta untuk turut berpartisipasi. Yakni mengumpulkan minyak jelantah untuk dikelola secara mandiri maupun bersama-sama.
Skema Jeng Rinda, kata Rusmadi, akan mendapatkan donasi dari masing-masing pegawai kelurahan, kecamatan, dan seluruh OPD diberikan satu jeriken untuk diisi jelantah.
Tak hanya itu saja, Jeng Rinda di tingkat RT akan masuk dalam program Probebaya Rp 100 juta sampai Rp300 juta per RT per tahun.
Baca Juga: Curi Ponsel Karyawan Tambang, Pelaku Ditangkap Usai Sinyal GPS Terdeteksi
"Dananya bisa digunakan untuk masing-masing RT, sasaran kami lingkungan terjaga dan ada nilai ekonomis," kata Rusmadi.
Kepala DLH Samarinda Nurrahmani membenarkan apa yang dipaparkan Rusmadi. Dia menjelaskan, kerja sama Pemkot Samarinda dengan GSP telah berjalan sejak 2019 lalu.
Melalui Jeng Rinda, kata Nurrahmani, pegawai Pemkot Samarinda diminta mengumpulkan jelantah yang kemudian diserahkan kepada PT GSP untuk dijadikan bahan baku biodiesel.
"Mulai 2017 membangun sinergi, kemudian 2019 diaplikasikan. Hari ini kembali kami canangkan," kata Nurrahmani.
“Pengelolaan jelantah pada 2019 adalah 432.400 kilogram per tahun, dan pada 2020 sebanyak 328.000 kilogram per tahun,” lanjutnya.
Sebelumnya, hasil kerja sama dengan GSP pada 2019 dan 2020, harga jelantah Rp 3 ribu per liter. Hasilnya, pada 2019 diperoleh Rp1.297.200.000 dan Rp984 juta pada 2020.
Berita Terkait
-
Curi Ponsel Karyawan Tambang, Pelaku Ditangkap Usai Sinyal GPS Terdeteksi
-
Merugikan Negara Rp 1,6 Miliar, AA Jadi Tersangka Tindak Pidana Perpajakan
-
Sebelum Ramadan, Wali Kota Andi Harun Ingin Babat Habis Prostitusi
-
Pemobil Buang Sampah Sembarangan di Cikarang Terancam 5 Tahun Bui
-
Libur Lebaran, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Bakal Dioperasikan Fungsional
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser
-
Dugaan Kriminalisasi Aktivis Lingkungan di Kaltim: MT Ditahan 100 Hari Tanpa Bukti Baru
-
Kutim Terjebak Warisan Lubang Tambang? Bupati ke KPC: Harusnya Jadi Sumber Penghidupan
-
Dekat IKN, 9.800 Keluarga di PPU Belum Punya Rumah