SuaraKaltim.id - Polemik desain istana negara yang baru di calon ibu kota negara (IKN) menjadi sorotan publik. Pasalnya desain yang pernah diunggah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa melalui akun Instagram TV menjadi pergunjingan warganet hingga menimbulkan pernyataan dari lima asosiasi arsitek di Indonesia.
Merespons hal tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata menyatakan, jika desain istana baru, yang belakangan diketahui bernama Istana Garuda, merupakan karya pematung asal Bali Nyoman Nuarta.
"Desain Istana Negara Ibu Kota Negara baru yang berbentuk Garuda tersebut adalah rancangan biro arsitek Nuart yang dimiliki Nyoman Nuarta," kata Rudy dalam keterangan persnya, Kamis (1/4/2021).
Meski begitu, dia berkilah, jika desain tersebut baru dalam tahap gagasan awal sehingga masih bisa didiskusikan lebih lanjut bersama ahli di bidangnya.
Baca Juga: Desain Istana Negara Garuda di Ibu Kota Baru Dikritik 5 Asosiasi Arsitek
"Sepertinya desain tersebut merupakan gagasan awal yang dapat diperdalam dan didiskusikan bersama para ahli di bidang arsitektur dan perencana.”
Sebelumnya diberitakan, jagat maya media sosial (medsos) dihebohkan dengan kemunculan visualisasi Istana Negara di calon IKN yang berada di Kaltim. Pasalnya, visualisasi desain garuda tersebut dinilai negatif.
Seperti dicuitkan akun Twitter Joel Picard @sociotalker yang menuliskan kekhawatirannya dalam beberapa cuitan.
"Kamis kemarin, ada diskusi menarik di clubhoues. Topiknya adalah ibu kota baru dan yang mendengarkan lumayan ramai. Di ujung diskusi, pemenang sayembara ibu kota baru muncul dan cerita soal desain istana negara dan gimana dia khawatir karena proyek Ibu Kota ini dikerjain dengan tergesa-gesa," cuitnya.
Tak hanya itu, dia mengaku khawatir dengan desain yang ada dan juga waktu pengerjaan ibu kota baru yang ditarget tak kurang dari empat tahun.
Baca Juga: Meski Viral, Ternyata Pemprov Kaltim Belum Terima Desain Istana Negara IKN
"Melihat desain istana negara ini, gw kayaknya kudu khawatir juga. Proyek membangun kota bernilai hampir Rp500 triliun dikerjakan dalam 3-4 tahun. Gak kebayang bakal gimana hasilnya, yang jelas gw susah optimistis," ungkap Joel.
Seharusnya, menurut Joel, perencanaan suatu kota butuh waktu yang lebih panjang.
"Perencanaan suatu kota, apalagi Ibu Kota yang jadi simbol peradaban suatu bangsa, minimal membutuhkan waktu 3-5 tahun dan membangunnya butuh 5-10 tahun. Pemerintah +62 mau perencanaan dan pembangunan kelar dalam 4 tahun. Hasilnya? Bikin deg-degan. Kalau gagal, 7 generasi bakal diolok-olok dunia."
Sementara itu, warganet lainnya menyatakan jika lebih baik desain garuda tersebut tidak diwujudkan. Sehingga anggaran pembuatannya bisa digunakan untuk membayar utang luar negeri Indonesia.
"Pada ributin masalah desain ibu kota baru. Harusnya ributin dananya, mending dipakai buat bayar hutang atau buat makan orang-orang miskin yang kelaparan. Karena tidak adanya lapangan kerja dan para petani (padi, tebu dan garam), menjerit karena pemerintah impor terus," ujar @nauramannan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Kumpulan Nasib Buruk Elkan Baggott Tolak Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert
-
TERBARU Update Ranking FIFA Timnas Indonesia Juli 2025
-
Patrick Kluivert Gelar Pertemuan Rahasia dengan Legenda Belanda Jelang Ronde 4
-
Tok! Carlo Ancelotti Dibui 1 Tahun: Terbukti Gelapkan Pajak Rp6,7 M
-
Sejarah Nama Kompetisi Liga Indonesia: Dari Perserikatan Kini Super League
Terkini
-
Ibu Rumah Tangga Jadi Motor Ekonomi: Semangat UMKM di Festival PKK 2025
-
Di Balik Rakernas PKK, Ada Perjuangan Ribuan Kader dari Pelosok Negeri
-
Dari Samarinda ke IKN: Kaltim Jawab Kepercayaan Pusat Lewat Rakernas PKK
-
Dekat IKN, Desa Giri Mukti Tunjukkan Potensi Jadi Sentra Hortikultura Kaltim
-
Pemprov Kaltim Dorong Hilirisasi Batu Bara Demi Ekonomi Berkelanjutan