Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 18 Mei 2021 | 14:04 WIB
Kondisi Waduk Telagasari Balikpapan pada Selasa 18 Mei 2021. [Nur Rizna Feramerina/Presisi.co]

SuaraKaltim.id - Mengeringnya Waduk Telaga Sari yang mendadak surut pada Senin (17/5/2021) menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan.

Meski begitu, hingga kini pemkot setempat belum mengetahui secara pasti, hilangnya air Waduk Telaga Sari tersebut.

"Bendali ini mengering. Seharusnya air tersimpan. Ini terbuang dengan proses yang belum diketahui," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan Andi Yusri Ramli seperti dilansir Presisi.co-jaringan Suara.com pada Selasa (18/5/2021).

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi bersama tim terjun ke lapangan untuk investigasi. Pun Yusri juga melakukan koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda.

Baca Juga: Dinas PU Temukan 10 Lubang Sekitar Pintu Keluar Air Waduk Telagasari

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) dan Drainase Dinas PU Balikpapan Rita memperkirakan, menyusutnya Waduk Telaga Sari akibat rembesan di dasar pondasi bendali.

Indikasi tersebut menurutnya, terlihat dari adanya semburan di hilir pelimpah atau peredam energi bendali. Secara teknis, rembesan yang melalui dasar pondasi pelimpah dikenal istilah pipping. Pipping yang terjadi terus menerus, lanjut Rita, akan menggerus material pondasi akibat perbedaan tekanan air hulu dan hilir pelimpah.

“Ini akan menyebabkan boiling," jelas Rita.

Untuk itu, rencana penanganan darurat yang dilakukan yaitu pengamanan di sekitar waduk dan fasilitas pendukung bendali.

Kedua, PU akan menginvestigasi awal dengan mengecek seluruh saluran pelimpah, saluran pembuangan, tanggul, dan pintu penguras.

Baca Juga: Bos Jembatan di Waduk Saguling Raih Omzet Rp 1,2 Miliar per Tahun

"Kami akan menginventarisasi adanya perubahan atau kerusakan pada bangunan utama dan bagian penunjang. Sehingga memudahkan dinas PU mengidentifikasi titik kerusakan dan jenis kerusakannya," ucapnya.

Ketiga, waduk akan tetap dipantau sembari menginvestigasi.

Keempat, sementara waktu dinas PU tidak akan menutup pintu penguras bendali untuk menghindari penampungan air di waduk.

"Untuk menghindari boiling berkelanjutan dan dapat lebih membahayakan konstruksi bendali serta mengancam kawasan hilir bendali," jelasnya.

Kelima, Dinas PU akan menimbun semburan boiling dengan sand bag atau kantong pasir untuk menutup sementara lubang sehingga tidak membawa material dasar pondasi.

Investigasi ini akan berlangsung selama sebulan. Dengan melibatkan beberapa tim ahli. "Di sini ada geo listrik kemudian geologi. Supaya hasil yang dicapai lebih rinci dan penanganannya cepat," ulasnya.

"Sehingga kita (warga sekitar) yakin, anak ini dibawa wewe gombel (mahluk halus) penunggu tempat ini," ucapnya.

Load More