SuaraKaltim.id - Suasana masih pagi. Beberapa supir angkot nampak memarkirkan kendaraannya, persis depan Terminal Batu Ampar, Jalan Pattimura, Balikpapan Utara.
Bukan tak ingin bekerja, lain, namun memang karena situasi. Mereka terpaksa berdiam diri, mulai darai PPKM Darurat, hingga berubah menjadi PPKM Level 4, tak ada satupun penumpang yang mereka angkut.
Herianto namanya, pria berumur 45 tahun itu mengaku demikian. Kata Heri, supir angkot jurusan Batu Ampar-Gunung Sari-Klandasan-Muara Rapak-Pelabuhan Semayang sudah merasa sangat bersyukur jika sekali pulang-pergi jurusan itu ada penumpang yang mereka angkut.
"Kalau normal bisa tiga kali pulang pergi. Satu hari bensin Rp 100 ribu dan setoran Rp 50 ribu, lalu bisa dapat Rp 50 ribu, tapi sekarang susah sekali. Gaji Rp 20 ribu pun gak bisa," lirihnya.
Karena kondisi penumpang sepi, warga Kampung Baru, Balikpapan Barat ini pun kerap tak memberi setoran pada pemilik angkot.
"Mau bagaimana lagi, memang tidak ada penumpang. Kalau dulu masih normal, masih bisa kami akalin, bisa nombok tapi besoknya kalau dapat lebih bisa dibayarkan setorannya," sambungnya.
Heri pun khawatir akan kondisi keluarganya. Pasalnya, masih ada dua anak dan istri yang menjadi tanggungannya.
"Anak saya ada empat, tapi dua sudah nikah. Tinggal dua anak lagi yang masih tanggungan. Makanya khawatir juga kalau kondisinya seperti ini terus," keluhnya.
Hal senada disampaikan supir lain, namanya Ramlan. Lelaki berumur 61 tahun ini mengaku sangat kesusahan.
Baca Juga: Bansos untuk Kepala Keluarga Selama PPKM Darurat, Berikut Syaratnya
Tapi Ramlan masih bisa optimis, karena berbeda dengan Heri, Ramlan tak memiliki tanggungan apapun. Ia juga sudah berpisah dengan sang istri.
"Kalau saya jangankan membayar setoran, terkadang saja minjam uang sama yang punya angkot," kisahnya.
Ia beranggapan, kebijakan PPKM Level 4 ini bukanuntuk mematikanCovid-19. Melainkan warga, lantaran susah mencari rejeki dan juga makan.
"Kalau lockdown terus diperpanjang, bukan mematikan penyakit, tapi kita karena gak makan. Jalan-jalan ditutup, kami gak kerja, gimana keadaan kami? Semua jadi dilema," tuturnya.
Ramlan akui, terkadang ada bantuan dari pemerintah. Namun, tak semua merata untuk para supir.
"Ada memang bantuan, tapi gak merata," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Insentif Rp6 Juta per Hari Bakal Dipangkas Jika Dapur MBG Tak Sesuai Standar
-
Samarinda Bakal Buka Penerbangan Rute IKN-Malaysia di Februari 2026
-
AYIMUN Samarinda Chapter 2025 Siapkan Generasi Muda Jadi Calon Pemimpin Global
-
Kaltim Jamin Stok Pangan Aman, Harga Terpantau Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia