Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 27 Juli 2021 | 18:52 WIB
Makan di warteg. (Suara.com/Angga Budhiyanto & ANTARA FOTO/Aprilio Akbar)

2. Diabetes

Bahaya makan terlalu cepat selanjutnya, yaitu meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Berdasarkan sebuah penelitian, pria dan wanita paruh baya tanpa diabetes mengatakan makan cepat dapat meningkatkan risiko resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif, sehingga bisa berdampak diabetes.

3. Sindrom Metabolik

Risiko lain yang ditimbulkan dari makan terlalu cepat, yakni meningkatkan kemungkinan terjadi sindrom metabolik. Sindrom metabolik ialah sekelompok faktor yang meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Baca Juga: Ketahui Bahaya Makan Terlalu Cepat saat Aturan Makan di Tempat 20 Menit Berlaku

Dari hasil studi, ada hampir 9.000 orang berusia lebih dari 40 tahun yang tidak memiliki sindrom metabolik. Namun bila makan terlalu cepat dalam waktu tiga tahun akan memungkinkan mengembangnya sindrom metabolik.

Pun orang yang makan lebih cepat cenderung memiliki lingkar pinggang yang besar dan kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah. Dua hal inilah penyebab sindrom metabolik terbentuk hingga penyakit jantung mengancam kesehatan.

4. Gastritis

Bahaya makan terlalu cepat yang mengancam kesehatan selanjutnya yaitu gastritis erosif alias peradangan yang menggerogoti lapisan perut. Berdasarkan penelitian di Korea, lebih dari 10 ribu pasien melakukan endoskopi dan menemukan tanda-tanda gastritis erosif pada pasien yang makan terlalu cepat.

Hal ini lantaran orang yang makan dengan cepat cenderung makan banyak dan menyebabkan makanan di perut bertahan lebih lama. Sehingga lapisan lambung terkena banyak asam lambung.

Baca Juga: Makan di Warteg Maksimal 20 Menit, Anies: Makan Secukupnya, Jangan Nongkrong

5. Tersedak

Load More