Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 03 Agustus 2021 | 07:56 WIB
Ilustrasi menyusui di kantor, pekerja menyusui, ASI pekerja, pumping ASI [shutterstock]

SuaraKaltim.id - Awal pekan Agustus selalu diperingati sebagai Pekan ASI Sedunia. Perayaan ini menjadi kesempatan bersejarah untuk mengubah cara dunia menghapuskan masalah gizi pada anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF menegaskan, menyusui sangat penting untuk mewujudkan komitmen tersebut. 

Inisiasi menyusui dalam satu jam pertama kelahiran, diikuti dengan menyusui eksklusif selama enam bulan dan terus  hingga usia anak dua tahun, terbukti secara ilmiah mampu mencegah segala bentuk kekurangan gizi anak, termasuk kurus dan obesitas. 

"Menyusui juga bertindak sebagai vaksin pertama bayi, melindungi mereka dari banyak penyakit umum pada masa kanak-kanak," demikian pernyataan tertulis WHO dan UNICEF, dikutip dari situs resmi WHO, Senin (2/7/2021).

Baca Juga: Update Covid-19 Global: WHO Perkirakan Korban Covid-19 Tiga Kali Lebih Banyak

WHO mencatat ada kemajuan dalam tingkat menyusui selama empat dekade terakhir.

Secara global, terjadi peningkatan 50 persen dalam prevalensi pemberian ASI eksklusif. Namun, sejak pandemi Covid-19 capaian tersebut kembali turun.

Di banyak negara, pandemi telah menyebabkan banyaknya gangguan dalam layanan dukungan menyusui, sekaligus meningkatkan risiko kerawanan pangan dan malnutrisi. 

Beberapa negara juga melaporkan bahwa produsen makanan bayi telah memperparah risiko itu dengan menimbulkan ketakutan yang tidak berdasar bahwa menyusui dapat menularkan Covid-19. Sehingga memasarkan produk mereka sebagai alternatif yang lebih aman untuk menyusui.

"Pada pkan ASI Sedunia tahun ini mengangkat tema 'Lindungi Menyusui: Tanggung Jawab Bersama' menjadi waktu untuk meninjau kembali komitmen yang telah dibuat di awal tahun ini dengan memprioritaskan lingkungan ramah menyusui bagi ibu dan bayi," kata WHO.

Baca Juga: WHO: Belum ada Data yang Cukup untuk Menyimpulkan Penularan COVID-19 dari ASI

UNICEF juga menegaskan agar kondisi pandemi tidak menjadi alasan penurinan prevalensi menyusui ibu pada bayi. 

"Kami berkomitmen untuk menyukseskan Tahun Aksi Gizi untuk Pertumbuhan dengan memastikan bahwa hak setiap anak atas makanan bergizi, aman, dan terjangkau, serta gizi yang cukup diwujudkan sejak awal kehidupan, dimulai dengan menyusui," pungkanya.

Load More