Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 17 Agustus 2021 | 07:25 WIB
Kabinet Dwikora Buatan Presiden Soekarno. [Istimewa]

Perjuangan Soetoyo tak berhenti disitu. Ia bersama rekan-rekannya mendengar informasi bahwa Long Pahae, perbatasan Mahakam Ulu (Mahulu) akan diserang.

Kabinet Dwikora Buatan Presiden Soekarno. [Istimewa]

Soetoyo muda kembali dikirim bersama anggota lainnya untuk membantu batalyon 611.

Sebagai regu tambahan kala itu, ia dan anggota lainnya menunggu instruksi pasti dari para pimpinan. Ia pun terus berjaga selama berada di lokasi Batalyon 611.

Di 1966, penyerangan tak terjadi. Instruksi dari pimpinan mengatakan bahwa perang sudah selesai.

Baca Juga: Pahlawan Versiku

"Setelah itu kami langsung kembali ditarik ke markas besar," kenangnya.

Kakek kelahiran Kediri juga mengaku, sempat ikut menumpas gerombolan DI/TII pimpinan Ibnu Hajar di Grogot, sebelum menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia.

Pria kelahiran 2 November 1942 ini mendapatkan penghargaan Dwikora atas jasanya, dan mendapatkan prestasi karena kemampuannya sebagai prajurit.

Kini, ia menjadi Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Samarinda. Ia memimpin 25 anggota veteran yang sudah terdaftar di LVRI.

Kopral Soetoyo saat menceritakan perjuangannya dalam Dwikora. [Suara.com/Apriskian Tauda Parulian]

Menjadikan pengalamannya sebagai contoh untuk kaula muda saat ini

Baca Juga: Pahlawan Era 2021 Haruskah Angkat Senjata?

Ia mengatakan, pengalaman muda dahulu berbeda dengan sekarang. Dulu, peperangan sudah menjadi hal biasa dan diikuti oleh kaum muda.

Baik secara resmi mendaftarkan diri dalam kelompok tentara, atau pun secara sukarela. Karena tujuannya hanya satu, mempertahankan Bumi Pertiwi.

Hal ini yang diharapkan Soetoyo. Di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, ia ingin generasi muda juga berperang. Ia ingin para kaum millenial berjuang melawan Covid-19 yang saat ini melanda negara Indonesia.

Ia bahkan berpesan, agar generasi muda bisa membantu pemerintah secara maksimal dalam menanggulangi Covid-19.

"Kalau dulu musuh itu terlihat, namun sekarang musuh kita itu tidak terlihat. Jangan menyerah, lawan," pungkasnya.

Kontributor: Apriskian Tauda Parulian

Load More