Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 23 Agustus 2021 | 19:48 WIB
Indonesia Kembali Terima 5 Juta Dosis Vaksin Sinovac dari China. (tangkapan layar)

SuaraKaltim.id - Penyebaran hoaks dan misinformasi terkait vaksin dan Covid-19 merupakan kendala terbesar dari program vaksinasi di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Siti Nadia Tarmizi.

Menurutnya, walaupun ada beberapa wilayah yang mengaku sulit mendapatkan distribusi vaksin dari pusat. Namun, hal itu masih bisa teratasi.

"Kendala terbesarnya adalah misinformasi dan hoaks. Seiring dengan informasi yang kita berikan, hoaks dan misinformasi juga semakin banyak. Saat ini, informasi salah atau hoaks terkait vaksin ada 1.300. Ini adalah sebuah tantangan," ungkap dr. Nadia dikutip dari Suara.com, Senin (23/8/2021).

Di keadaan itu, dia mengatakan masyarakat harus lebih jeli dan kritis dalam menerima hingga menyebarluaskan sebuah informasi.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Baru dan Kematian Menurun, PPKM Diperpanjang atau Tidak?

"Ini adalah tantangan utama, agar masyarakat mau cek beritanya hoaks atau tidak," katanya.

Dia melanjutkan, isu yang paling sering diangkat dalam narasi hoaks terkait vaksinasi ialah soal efek samping.

"Seperti misalnya setelah vaksin malah menjadi lumpuh, meninggal dunia, sampai tubuh tertanam chip, dan lainnya," jelasnya.

"Kalau (hoaks/misinformasi) terkait Covid-19, banyak sekali, terutama soal obat-obatan Covid-19 dan setelah vaksinasi seperti air kelapa, susu kaleng, minyak kayu putih, dan lainnya. Ada juga soal Covid-19 adalah penyakit seperti flu dan tidak perlu masker. Ini misleading jika kemudian masyarakat membaca hal tersebut," ujar dia.

Dia melanjutkan, hoaks dan informasi salah tersebut, mampu menciptakan keraguan masyarakat, untuk mengikuti vaksinasi.

Baca Juga: PPKM Hari Terakhir, Kasus Aktif Covid-19 di Bantul Turun Drastis

"Ini membuat masyarakat ragu-ragu, karena edukasi dan sosialisasi yang belum sampai dan tidak tahu harus bertanya ke mana," pungkasnya.

Load More