SuaraKaltim.id - Berkas cek kosong senilai Rp 2,7 miliar yang diduga milik Hasanuddin Mas'ud dan Nurfadiah beredar di dunia maya. Bahkan cek kosong tersebut memiliki nomor GN 852929 yang diterbitkan Bank Mandiri tertanggal 20 Desember 2016.
Pada cek tersebut juga terlihat, Irma Suryani telah tiga kali melakukan prosedur kliring yang dilakukan di Bank Mega. Namun, semuanya mendapatkan penolakan.
Secara berurutaan kliring itu dilakukan di Maret 2017. Tepatnya tanggal 20, 21, dan 22. Penolakan tetap menjadi jawabannya dari semua usaha yang dilakukan Irma. Dengan rincian keterangan, jika saldo rekening giro atau rekening giro khusus tidak cukup.
Hal itu pun turut dibenarkan oleh kuasa hukum Irma, Jumintar Napitupulu. Ia menuturkan secara prosedural pencairan cek tahap verifikasi data telah sesuai dan tidak ada masalah saat spesimen tanda tangan Hasanuddin Mas'ud.
"Cek kliring ini lintas bank, begitu dibawa ke bank mega pasti konfirmasi ke pemilik dan penerbit cek di bank mandiri. Dan ternyata itu kosong dan keluarlah penolakan artinya tanda tangan sudah sesuai," ungkapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler, Minggu (5/9/2021).
Selain itu pula, ia juga membeberkan ada saksi ahli yang telah menyatakan jika cek tersebut benar-benar cek kosong.
"Kalau terkait cek kosong itu sudah pernah dipastikan kepolisian ditahap SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan) dengan mendatangkan saksi ahli yang dipilih penyidik dari BI (Bank Indonesia) di 2020. Dulu dalam keterangan itu ya kategorinya cek kosong. Yang jelas bukan masalah tanda tangan. Pemalsuan tanda tangan ini saya pikir enggak ada kaitannya karena mekanisme itu udah lewat," jelasnya.
Dari pemberitaan sebelumnya, pihak Hasanuddin Mas'ud membantah yang bertanda tangan di dalam cek itu bukanlah pria yang menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Kaltim ini.
"Ini masalah cek kosong bukan pemalsuan (tanda tangan). Kalau memang ini masalah tanda tangan ada enggak di awal mereka (Hasanuddin Masud dan Nurfadiah) komplain dengan pihak bank. Karena prosedur administrasi pencairan sudah selesai dilakukan. Makanya ada informasi jika saldo itu tidak mencukupi. Kalau ini masalahnya tanda tangan, dari awal kliring pasti sudah invalid," bebernya.
Baca Juga: Berawal dari Cek Kosong, Berkembang ke Perampasan dan Pengancaman
Dalam pemeriksaan tim penyidik Polresta Samarinda, saksi ahli BI menerangkan sesuai ketentuan Pasal Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) untuk tenggat waktu pengunjukan cek adalah 70 hari. Terhitung sejak waktu penerbitannya.
Dengan demikian, kondisi 1 lembar cek Bank Mandiri Samarinda bernomor GN 852929 tanggal 20 Desember 2016 masih berlaku untuk dapat dicairkan ke bank. Sehingga, cek tersebut dapat dikategorikan cek kosong.
"Dilanjutkannya penyidikan ke Puslabfor ini sebetulnya memperlambat proses hukum, tapi ya bagaimana pun kami tetap menghormati prosesnya dan mengikuti semua prosedurnya," tambahnya.
Disinggung lebih jauh mengenai perkembangan penyidikan di Mapolresta Samarinda terkait laporan kliennya, Jumintar mengatakan pada hari Rabu 1 September kemarin, tim penyidik mengundang kedua belah pihak guna mengkonfirmasi keterangan Irma Suryani dengan Hasanuddin Mas'ud dan Nurfadiah.
"Sebenarnya konfrontir itu tidak begitu penting tapi kalau perlu ya kami penuhi. Memang diundang kemarin. Tapi ibu (Irma Suryani) berhalangan karena saat itu sedang mendampingi suami tugas di Jakarta. Bukan kami mangkir atau takut. Enggak sama sekali. Kalau ibu sudah di Samarinda pasti akan kami penuhi," tegasnya.
Sementara itu, kuasa hukum dari pihak Hasanuddin Mas'ud dan Nurfadiah, Saud Purba menerangkan persoalan cek kosong ini masih seperti sebelumnya. Ia menegaskan kliennya tak pernah bertanda tangan dan tak pernah mendapatkan konfirmasi pihak bank terkait proses kliring yang dilakukan Irma Suryani.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
Terkini
-
Malaysia Lirik IKN: Komitmen Bersama Bangun Fondasi Asia Tenggara yang Tangguh
-
Dari Rp 300 Ribu Jadi Rp 9,5 Juta, Warga Balikpapan Keluhkan PBB Melonjak Drastis
-
Dari Kukar hingga Mahulu, Begini Sebaran Konsumsi Ikan Warga Kaltim
-
Kerja Sama Internasional, IKN Tarik Minat Anhui Tiongkok
-
Proyek Rp 206 Miliar, Jalan KubarMahulu Jadi Akses Penting Mobilitas Masyarakat