
SuaraKaltim.id - Berada di usaia rentan, para anak muda yang memiliki umur 10 hingga 25 tahun ke atas merasa pandemi Covid-19 aka merubah fase kehidupan mereka. Studi terbaru juga mengatakan, orang yang berada di usia tersebut akan merasa sangat dirugikan, bahkan perasaa itu bisa tertanam secara permanen di diri mereka.
Menyadur dari Suara.com, Minggu (12/9/2021), peneliti dari Inggirs menemukan fakta bahwa dua dari tiga orang yang berada di usia itu menuturkan, persaingan untuk bisa mendapatkaan telah meningkat drastis. Mereka merasa tak mungkin bisa mencari pekerjaan di masa depan nanti.
Sepertiga dari mereka juga menyampaikan, Covid-19 membuat mereka merasa ragu untuk melanjutkan pekerjaan, lantaran pendidikan yang mereka enyam terpengaruh oleh pandemi.
Tiga dari lima penjawab juga menyampaikan, pemerintah sudah gagal menangani hidup mereka saat penanganan Covidd-19.
Baca Juga: Risiko Mati karena Covid-19 Naik 11 Kali Lipat Jika Tak Vaksin dan 4 Berita Kesehatan Lain
Penelitian ini dilakukan pada lebih dari 5 ribu anak muda dengan rentan usia tersebut di Britania Raya. Para ahli menemukan, setengah dari para anak yang duduk di bangku sekolah, merasa mereka sudah tertinggal jauh dalam pelajaran di periode satu tahun terakhir. Lalu, dua pertiga diantaranya merasa, represi untuk ‘menyusul’ pelajaran dengan cepat dan tepat.
“Orang-orang muda adalah DNA masa depan negara ini,dan kami tidak dapat menghadapi situasi di mana mayoritas dari mereka merasa seperti mereka tidak dapat mengubah jalan mereka atau meningkatkan kualitas mereka dan peluang hidup," ujar Chief Executive Co-op Group Steve Murrells, dikutip dari sumber yang sama di hari yang sama.
“Untuk menebus yang hilang, benar-benar membangun kembali dengan lebih baik dan memastikan tidak ada orang muda atau komunitas yang tertinggal, kita membutuhkan tindakan bersama yang berani dan mendesak di seluruh pemerintah, bisnis dan pendidikan untuk memastikan kaum muda dipertimbangkan secara aktif," imbuhnya.
Menanggapi itu, Anntoinette Bramble, Ketua Asosiasi Dewan Anak dan Remaja di Inggir menuturkan, pandemi sudah sangat berpengaruh pada kaula muda disana.
“Ini muncul dengan gangguan pada pendidikan, atau oleh tantangan yang dihadirkan dari pasar kerja yang berubah,” katanya.
Baca Juga: Tempat Wisata Mulai Dibuka, Sosiolog di Bali Minta Waspadai Ancaman Gelombang Ketiga
“Namun, dengana upaya bersama, tidak ada keraguan soal tantangan tersebut. Semua itu dapat diatasi,” pungkasnya mengakhiri.
Berita Terkait
-
Membangun Bangsa dari Ruang Kelas: Jejak Perlawanan Ki Hadjar Dewantara
-
Marak Kasus Pelecehan, Kemenkes dan Kemendikti Saintek Akan Rombak Sistem Pendidikan Kedokteran
-
Kritik PTN-BH ala Ki Hadjar Dewantara: Pembebasan atau Penindasan?
-
Pijar Dewantara di Era Digital: Refleksi Politik Bangsa dari Mata Gen Z
-
Refleksi Taman Siswa: Sekolah sebagai Arena Perjuangan Pendidikan Nasional
Tag
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Singgung Prabowo Subianto, Ini Respon Jokowi Soal Isu Matahari Kembar
-
Jamaah Haji Indonesia Jadi Panutan, Disebut Paling Tertib di Dunia
-
LG Batalkan Investasi Baterai EV di Indonesia Senilai Rp130 Triliun
-
Warga Pilih Beli Emas Batangan, Penjualan Emas Perhiasan Turun di Pekanbaru
-
Harga Emas Antam Nggak Pernah Bosen Naik, Hari Ini Tembus Rp1.980.000/Gram
Terkini
-
Sekali Klik, Saldo Masuk! Begini Cara Dapat Untung dari DANA Kaget
-
Langkah Perempuan Kaltim Menuju Mimpi: Pendidikan Gratis hingga S3
-
Waspada DBD! Kaltim Catat 1.375 Kasus Sejak Awal Tahun
-
Dampak IKN, Babulu Diusulkan Punya Rumah Sakit Sendiri
-
Cuma Janji, Gaji Tak Dibayar, Karyawan RSHD Samarinda Mengadu ke Disnaker