Ia menilai, profesi dosen yang melekat pada AL membuat kasus ini menarik banyak perhatian dari berbagai pihak. Apalagi, AL juga kerap menyuarakan perlindungan untuk perempuan dan anak lewat akun media sosial pribadinya.
“Pasti kita semua terkejut, kasus kekerasan seksual kepada anak selalu membuat kita semua marah,” kata laki-laki yang akrab disapa Kak Seto ini, Selasa (14/9/2021).
Soal proses hukum, ia mengaku sepenuhnya menyerahkan kepada pihak yang berwajib. Begitu juga dengan desakan untuk menghukum kebiri pelaku dan pemasangan chip pada pelaku.
“Kalau bisa ini kan sudah dilaksanakan hukuman kebiri maupun pemasangan chip kepada pelaku. Supaya ke depan tidak ada celah untuk melakukan kekerasan seksual kepada anak-anak,” bebernya.
Di samping fokus kepada proses hukum, ia juga meminta semua pihak mulai memikrkan langkah preventif. Agar kasus serupa tak kembali terulang pada masa depan.
Salah satu opsi yang ia usulkan adalah membentuk seksi perlindungan anak di tingkat RT maupun RW di masing-masing daerah. Pembentukan seksi khusus ini, katanya, bisa dilakukan lewat persetujuan kepala daerah.
“Kalau di Balikpapan ingin dibentuk pastinya kita mendukung,” katanya menambahkan.
Ia meneruskan, keberadaan seksi khusus ini, juga bisa meningkatkan kepedulian serta keterlibatan masyarakat. Baik dalam upaya pencegahan, maupun pelaporan jika menemukan atau mencurigai ada kasus kekerasan pada anak.
“Seksi khusus ini juga bisa aktif melakukan kampanya terkait pentingnya perlindungan terhadap anak di lingkungan RT,” lanjut laki-laki 70 tahun ini.
Baca Juga: Cekcok Berujung Duel, ET Warga Balikpapan Ini Gagal Nikah dan Masuk Bui
Ia menerangkan, sejauh ini, sudah ada empat daerah yang memiliki seksi khusus perlindungan anak di tingkat RT. Daerah tersebut adalah Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Banyuwangi.
“Dan efeknya terasa, di mana data menunjukkan ada tren penurunan kasus kekerasan pada anak,” jelasnya.
Di sisi lain, Seto juga berharap peran aktif dari orang tua untuk menjaga anak. Sebab, banyak kasus juga bermula dari minimnya komunikasi anak dengan orang tua.
“Komunikasi yang baik juga mesti dibangun orang tua dengan anak-anaknya. Sehingga jika anak mengalami masalah tak segan bercerita kepada orang tua,” kata laki-laki kelahiran Klaten, Jawa Tengah ini.
Ia juga meminta orang tua agar selalu waspada dan tak mudah percaya. Tak terkecuali kepada orang-orang terdekat. Sebab, kasus kekerasan seksual pada anak, sebagian besar justru dilakukan oleh kerabat terdekat.
Kontributor: Setiawan
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
5 Link DANA Kaget Sore Ini, Kejutan Cuan Senilai Rp479 Ribu
-
5 Top Mobil Bekas Favorit Keluarga 100 Jutaan, Nyaman dengan Fitur Hiburan
-
Aspirasi Daerah Jadi Penentu Arah RUU Sisdiknas 2025
-
Balikpapan Tawarkan HGU 90 Tahun untuk Dongkrak Arus Investasi
-
3 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Kering dan Hitam, Terbaik Dipakai Harian