SuaraKaltim.id - Zero weaste atau filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali berhasil dilakukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Patra Bahari Mandiri. KUB Patra Bahari Mandiri merupakan sebuah kelompok nelayan binaan dari Pertamina Marketing Operation Region VI Integrated Terminal Balikpapan dari tahun 2018.
KUB Patra Bahari Mandiri merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Pertamina. Kelompok itu berlokasi di Desa Solok Oseng RT 3, Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat. Kini, masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Kampung Nelayan Berdasi.
Kampung tersebut merupakan salah satu destinasi wisata di Balikpapan. Akibat tempat yang semakin nyaman dikunjungi serta pemasaran yang dilakukan cukup baik, kampung itu terkenal hingga memiliki omzet yang dicapai KUB tersebut mencapai Rp 40 juta.
Menurut Ketua KUB Patra Bahari Mandiri, Rustam, kegigihan dari para nelayan di pesisir yang menjadi penggerak utama. Saat memulai langkah awal, mereka hanya ingin mengubah nasib keluarga. Karena waktu itu, mereka merasa menjadi nelayan tidak memiliki pendapatan yang pasti. Mereka harus bisa mendapatkan penghasilan lebih.
Baca Juga: Bahaya, Lebih dari 100 Persen, Lapas Klas IIA Balikpapan Over Kapasitas
“Pendirian fasilitas budidaya kepiting soka dan penggemukan kepiting bakau, telah dilaksanakan pada tahun 2018,” kata Rustam, dikutip dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Senin (11/10/2021).
Pembudidayaan kepiting soka pun menjadi pilihan mereka. Katanya, nelayan di tempatnya kini memiliki lebih kurang 300 crab box untuk pembudidayaan. Syarat kepiting bakau yang dapat dibudidayakan sebagai kepiting soka atau kepiting cangkang lunak, yaitu kepiting yang memiliki berat lebih kurang 25 gram.
Adanya fasilitas tersebut, nelayan yang semula menjual hasil tangkapannya kepada pengepul, kemudian dijual lagi di pasar dengan harga hanya Rp 25-40 ribu/kg, kini mereka dapat menjual kepiting dengan kisaran Rp 75-80 ribu/kg.
“Sedangkan, untuk kepiting soka dapat dihargai 100 ribu per satu kg berkat packaging yang rapih, dan kualitas kepiting yang dapat bersaing di pasaran,” akunya.
Baik dari kepiting bakau yang dewasa dan kepiting soka, KUB Patra Bahari Mandiri sudah memiliki langganan untuk memasok ke restoran dan kafe ternama di Kota Balikpapan,. Katanya, tak sedikit orang yang datang ke Kampung Nelayan Berdasi, untuk membeli kepiting tersebut.
Baca Juga: Dalam 2 Pekan, Polresta Balikpapan Ungkap 17 Kasus Narkoba, 22 Tersangka Diamankan
Saat pandemi Covid-19 terjadi di Kota Minyak, kampung ini juga mengalami dampak. Karena keadaan itu, mereka terpaksa menghentikan budidaya kepiting soka. Selain karena pandemi, alasan lain karena permintaan dari restoran dan kafe menurun.
Mereka pun memutar otak untuk bisa menghidupkan tempat tersebut. Atas kelihaiannya mencari ide, tempat tersebut diubah menjadi tempat pemancingan. Tak disangka pengunjung ramai berdatangan. Khususnya wisatawan lokal yang datang untuk memancing.
Kampung ini juga dinobatkan sebagai Kampung Tangguh Nasional sebagai sebuah kampung ataupun usaha yang dapat bertahan selama pandemi Covid-19. Pertamina bersama dengan mitra penunjang juga melakukan pendampingan serta pelatihan dari sisi manajemen usaha.
Rustam mengatakan, sesuai dengan branding yang dibuat yaitu Kampung Nelayan Berdasi, nantinya semua pengunjung yang datang akan diberikan dasi sebagai ciri khas dan tiket masuk kawasan.
“Nelayan di Desa Solok Oseng merasa bahwa mereka juga memiliki kecerdasan dan kesempatan yang sama, seperti para pengusaha besar. Harapan kedepannya, profesi nelayan ini dapat diperhitungkan dan manfaatnya dapat dirasakan bagi masyarakat. Terutama kami para nelayan,” tutupnya.
Berita Terkait
-
8 Destinasi Wisata di Cilacap, Banyak Spot Instagramable
-
8 Rekomendasi Tempat Wisata di Solo, Kunjungi Bersama Keluarga saat Pulang Kampung
-
6 Destinasi Wisata di Semarang, Lengkap dengan Harga Tiket Masuk
-
Mudik ke Wonosobo? Ini 5 Destinasi Wajib untuk Wisata Bareng Keluarga
-
Tiga Hari Libur Lebaran, Kunjungan Wisatawan di Ancol Tembus 167 Ribu
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
BBM Diprotes Warga, Rudy Masud Ngintip Isi Tangki SPBU
-
Efek THR dari Pemprov Kaltim: Kunjungan Museum Mulawarman Melonjak 50 Persen
-
12.950 Warga Kunjungi KIPP IKN dalam Sehari, Antusias Lihat Proyek Ibu Kota Baru
-
2.000 Warga Bontang Dapat Kesempatan Kuliah Gratis, Program Dimulai September
-
PW KAMMI Kaltimtara Desak Investigasi Dugaan BBM Oplosan di SPBU Samarinda