SuaraKaltim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang, Kalimantan Timut (Kaltim), menetapkan anggaran belanja operasional pegawai sebesar Rp 20 miliar yang berasal dari dana bimbingan teknis dan perjalanan dinas untuk merealisasikan Program Kuliah Gratis tingkat sarjana bagi warga setempat pada tahun 2025.
Hal itu disampaikan Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni di Bontang, Sabtu (05/04/2025) kemarin.
"Program prioritas ini merupakan bagian dari visi kami membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing sebagai mitra IKN baru," ujarnya, dikutip dari ANTARA, Minggu (06/04/2025).
Dia menjelaskan anggaran tersebut terealisasi berkat kebijakan efisiensi yang diterapkan oleh pemerintah pusat.
Neni optimistis program prioritas kota untuk pendidikan sarjana bagi warga lokal bisa direalisasikan tahun ini.
Program tersebut dijadwalkan dimulai pada September 2025 dengan penandatanganan kerja sama bersama mitra perguruan tinggi.
Program pendidikan gratis ini dirancang untuk perguruan tinggi di tingkat lokal agar tidak tumpang tindih dengan Program Gratispol milik Pemprov Kaltim.
Perguruan tinggi yang dicakup untuk pembebasan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) antara lain Universitas Trunajaya, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang (STTIB), Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syamsul Ma'arif Bontang, dan Universitas Terbuka.
Adapun perguruan Tinggi lain, seperti Sekolah Tinggi Teknologi (Stitek) Bontang, mendapat pembiayaan program pendidikan gratis dari Pemprov Kaltim.
Baca Juga: Ribuan Ikan Mati di Bontang, DPRD Pertanyakan Peran Pemerintah
Sementara itu LNG Akademi dan perguruan tinggi Pupuk Kalimantan Timur (PKT) didanai oleh perusahaan masing-masing.
Kuota awal program ini adalah 2.000 mahasiswa, kata dia, dengan ketentuan utama penerima manfaat memiliki KTP Bontang.
Tim pemerintah tengah menyusun regulasi serta persyaratan penerimaan. Nantinya, lanjut Neni, jumlah kuota dapat dievaluasi setelah proses finalisasi.
Visi Pemerintahan Neni Moerniaeni bersama wakilnya Agus Haris yakni "Terwujudnya Kota Bontang sebagai Kota Industri dan Jasa yang Maju, Berkelanjutan, Ekonomi, Dinamis, dan Sejahtera sebagai Daerah Mitra IKN Baru".
Profil Neni Moerniaeni
kembali menjabat sebagai Wali Kota Bontang untuk periode 2025-2030 setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 di Istana Negara, Jakarta. Pelantikan ini menandai periode kedua kepemimpinan Neni di Bontang, setelah sebelumnya menjabat dari 2016 hingga 2021.
Pendidikan dan Karier Awal
Lahir di Jakarta pada 30 Juli 1960, Neni menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di beberapa kota besar di Indonesia:
- SD Rawa Kemiri Jakarta (1967–1973)
- SMP Negeri 66 Jakarta (1973–1975)
- SMA Negeri 1 Ujung Pandang (1976–1979)
- Beliau kemudian melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, meraih gelar dokter umum pada 1989, dan menyelesaikan spesialisasi Obstetri dan Ginekologi pada 1998.
Perjalanan Politik
Karier politik Neni dimulai dengan menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang periode 2009–2014.
Pada 2014, ia terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) mewakili Kaltim, bertugas di Komisi VII yang membidangi energi, sumber daya mineral, dan lingkungan hidup.
Pada Pilkada 2015, Neni terpilih sebagai Wali Kota Bontang bersama Wakil Wali Kota Basri Rase, menjabat hingga 2021.
Setelah masa jabatannya berakhir, Neni kembali mencalonkan diri dan memenangkan Pilkada 2024, berpasangan dengan Agus Haris sebagai Wakil Wali Kota. Keduanya resmi dilantik pada 20 Februari 2025.
Program 100 Hari Pertama
Dalam 100 hari pertama masa jabatan keduanya, Neni dan Agus Haris merencanakan 17 program unggulan, di antaranya:
- Gerakan Jumat Bersih
- Salat Subuh Berjamaah
- Cek Kesehatan Gratis bagi masyarakat yang berulang tahun
- Pemeriksaan rutin kesehatan lansia
- Sekolah Lansia Tangguh
- Pendidikan Wajib Belajar pukul 19.00-21.00 WITA
- Bersih laut dan sungai
- Bersih-bersih pesisir
- Program "Bontang Terang Terus"
- Zero masyarakat miskin ekstrem
- Program-program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Bontang.
Kehidupan Pribadi
Neni Moerniaeni menikah dengan dr. H. Andi Sofyan Hasdam, Sp.S, yang juga pernah menjabat sebagai Wali Kota Bontang periode 2001–2011.
Dengan pengalaman dan dedikasinya, Neni Moerniaeni diharapkan dapat membawa Bontang menuju kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik selama masa kepemimpinannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Dari Rp 2,8 Triliun Jadi Rp 1,6 Triliun, APBD Bontang 2026 Kian Tertekan
-
IKN di Depan Mata, DPRD PPU Fokus Kawal Pembenahan Pesisir
-
Naik Status Jadi PPPK Paruh Waktu, 1.433 TKD Bontang Gaji Tetap UMK
-
Rudy Ong dan Donna Faroek, Simbol Kuatnya Jaringan Mafia Tambang di Era Awang Faroek
-
Demi Proyek IKN, Reforma Agraria di PPU Dipercepat