SuaraKaltim.id - Melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Balikpapan beberapa waktu lalu membuat sampah medis melonjak. Salah satunya di RSUD Beriman Balikpapan. Di rumah sakit itu, sampah medis sempat mencapai 5 ribu kilogram per bulan.
“Memang di bulan Juni-Juli kita ada peningkatan yang dratis untuk limbah medis Covid-19. Pada saat Covid-19 naik di bulan Juli, paling tinggi 4 ribu sampai 5 ribu kg per bulan,” ujar Antin Irmawati Staf Sanitasi RSUD Beriman, disadur dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (15/10/2021)
Sementara untuk jumlah harian sampah medis Covid-19 melonjak sampai 100 hingga 200 kg, bahkan lebih. Kemudian, pada hari biasa saat tak ada lonjakkan, rata-rata hanya berkisar 50-100 kg
“Kalau per hari itu limbah covid-19 yang normal itu kisaran 50-100 kg, kalau meningkat kasus covid-19 100 sampai 200 kg per hari bahkan lebih pada Juni-Juli."
“Tapi pada saat Agustus – September kasus covid-19 mulai turun jadi mulai normal kembali setiap pengangkutan 100-200 kg,” katanya.
Dia mengungkapkan, limbah medis Covid-19 termasuk makanan dan tempat minum pasien. Sehingga itu yang membuat volume sampah medis meningkat. Karena untuk sampah non medis jenisnya hanya bekas suntik dan lainnya saja.
“Jadi itu itu yang membuat bertambah. Biasanya kalau non covid-19 itu kasa pasien, suntik. Tapi kalau limbah covid-19 bekas makanan pasien, botol itu masuk semua limbah covid-19,” jelasnya.
Untuk pengelolaannya, pihak rumah sakit bekerjasama dengan pihak ketiga yang memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Karena limbah medis Covid-19 harus dimusnahkan
“RSUD Berimasn Balikpapan untuk pengolahan limbah medisnya itu kita bekerjasama dengan pihak ketiga,” sambungnya
Baca Juga: Satgas Nyatakan Tidak Ada Kasus Harian Covid-19 di Bangka
Kata dia, untuk pengelolaan limbah medis Covid-19 berbeda dengan limbah non medis Covid-19. Karena untuk limbah medis covid-19 sebelum diangkut dan dibawa ke TPS harus disemprot.
“Jadi dalam pengelolaan limbah medis Covid-19 maupun non Covid-19 pada SOP-nya ada perbedaannya. Kita melakukan penyemprotan dengan disinvekti dulu jadi untuk keamanan pada saat pengangkutan,” ucapnya.
Pembakaran sampah medis Covid-19 menggunakan insinerator. Hanya saja kini alat pembakaran milik RSUD Beriman itu tengah rusak. Meski bagu digunakan sejak Agustus 2021 lalu.
“Dipakai dari Agustus kemarin, cerobong itu lagi troble jadi gak dipakai. sangat membantu banget karena nilai anggarannya lumayan untuk pembakaran,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Bontang Tak Lepas Tanggung Jawab, Warga Sidrap Tetap Dilayani Meski Masuk Kutim
-
Pemerintah Tegas Usut Perambahan Hutan Pendidikan Unmul, Dalang Utama Diburu
-
PPU Perkuat Ekonomi Hijau Lewat Bank Sampah di Kawasan IKN
-
Tak Semua Bisa Terlibat, Kaltim Seleksi Koperasi Layak Masuk Rantai Pasok MBG
-
Dinsos Kaltim Pertimbangkan Bukit Biru dan Muara Jawa untuk Lokasi Sekolah Rakyat