SuaraKaltim.id - Banjir yang terjadi di Samarinda sudah memasuki hari ke-5. Bencana tersebut terjadi sejak hujan mengguyur Kota Tepian dari Minggu (18/10/2021) malam hingga Senin (19/10/2021) pagi.
Hingga Jumat (22/10/2021), Kecamatan Samarinda Utara dan Kecamatan Sungai Pinang masih digenangi air dengan tinggi bervariasi, dari 20 sampai 100 cm.
Samosir Fanriston Riko, salah satu warga yang tinggal di kawasan Bengkuring, mengeluhkan fenomena berulang ini. Dihubungi melalui aplikasi pesan instan, dirinya mengaku kesal dengan bencana berulang tersebut.
"Sebenarnya kalau banjir ini bukan pertama kali nya terjadi, cuman setiap ada banjir di Samarinda jadinya kesal juga karna akses kemanapun jadi sulit," katanya.
Baca Juga: Bukan Cuma Hujan, Ini Alasan Tinggi Genangan Banjir Naik di Beberapa Bagian Kota Samarinda
Menurut Riko, sapaannya, hingga saat ini pemerintah kota benar-benar belum bisa memberikan solusi kepada masyarakat untuk menangani banjir.
Sebagai orang yang sudah lama menetap di wilayah tersebut, ia juga mengaku prihatin melihat kinerja Pemko Samarinda dalam melawan banjir.
"Ini bencana yang kita lawan cuman banjir loh, nggak ada yang lain. Banyak sekali kerugian yang dialami warga setiap terjadinya banjir bahkan hingga saat ini. Pemkot jangan banyak alasan atau banyak drama, yang saya butuhkan bukan bantuan makanan atau sembako saat banjir, tapi yang saya butuhkan adalah banjir ini diselesaikan mulai dari hulu hingga hilir!," tegasnya.
Salah satu anggota DPRD Samarinda, Joni Sinatra Ginting juga memberikan tanggapan. Menurut politisi Partai Demokrat tersebut, masyarakat di Jalan Terong Pipit dan Selada banyak yang tidak menerima bantuan langsung.
Ia bahkan terjun langsung melihat situasi dan kondisi masyarakat di dua wilayah tersebut.
Baca Juga: Masih Cara Tradisional Tangani Banjir, Kenneth PDIP: Anies Harus Maksimalkan EWS
"Iya (benar) banyak warga di sana yang belum menerima bantuan, karena akses kan. Terus jauh juga, diujung," ujarnya.
Menggunakan perahu karet, dan sempat berjalan kaki, ia membagikan sembako kepada masyarakat dan mendengarkan keluhan dari mereka.
"Saya dengarkan keluhan mereka, banyak yang mengaku itu saja (belum menerima bantuan)," tambahnya.
Disinggung soal kebijakan Pemkot Samarinda soal penanganan banjir, diterangkan olehnya bahwa Dewan Samarinda tak mnenutup mata soal hal tersebut.
"Kita gak awasi, kita perhatikan dengan seksama. Delegasi ke bawah juga harus jelas biar masyarakat juga merasa diperhatikan," tandasnya mengakhiri.
Berita Terkait
-
Ketika Mobil Listrik Wuling Air EV Terabas Banjir, Berjalan Santai Tanpa Halangan
-
Berita Kemarin: Banjir Kepung Permukiman Warga, JLF Sepi Pengunjung Imbas Ekonomi Lesu
-
Tornado Dahsyat Landa AS: 7 Tewas, 55 Juta Terancam! Banjir Bandang Mengintai
-
Ditanya Banjir Sampai Sampah saat Halalbihalal ke Megawati, Pramono: Alhamdulillah Bisa Kita Jawab
-
Giant Sea Wall: Solusi Banjir Rob Jakarta atau Proyek Ambisius Tanpa Dana Jelas?
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
Terkini
-
Adaptif di Era IKN, UMKM PPU Diminta Melek Digital
-
Gakkum KLHK Usut Kasus Hit and Run Penambangan Ilegal di Hutan Pendidikan Unmul
-
Warga Ngeluh BBM Bermasalah, Pengamat Unmul Bongkar Dugaan Kebocoran Sistem
-
BBM Bermasalah, Pertamina Janji Buka Bengkel Gratis di 10 Daerah Kaltim
-
Banjir di Jantung IKN, Alarm Dini untuk Infrastruktur Penyangga