Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 23 November 2021 | 15:16 WIB
Komisi III DPRD Bontang tinjau lokasi pembangunan jembatan Selambai. [KlikKaltimn.com]

SuaraKaltim.id - Peninjauan progres pembangunan Jembatan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), Kampung Selambai, Kelurahan Lok Tuan, Bontang Utara kembali dilakukan Komisi III DPRD Bontang. Hasil yang ditemukan pun mengecewakan.

Pasalnya, tak terlihat progres yang signifikan dari proyek tersebut. Di mana peninjauan itu dilakukan hari ini, Selasa (23/11/2021).

Harapan menyelesaikan mega proyek dengan nilai Rp 13,6 miliar tersebut pun sirna. Menurut Ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina penyelesaian bahkan masih sangat jauh dari target.

Katanya, pembangunan baru berjalan sekitar 30 persen. Padahal tenggat waktu pengerjaan berakhir di bulan November ini.

Baca Juga: Seribu Pohon Mangrove Diharap Selamatkan Pesisir Bontang

"Tidak ada toleransi lagi, benar-benar kita liat sudah mengulur waktu ternyata tidak ada harapan," ungkapnya di lokasi pembangunan jembatan, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, di hari yang sama.

Di tempat yang sama, Anggota Komisi III DPRD Bontang Faisal menyampaikan, bahwa hal ini menyia-nyiakan kesempatan anggaran yang berasal dari APBN. Terlebih pengerjaan jembatan masih sangat jauh dari target.

"Ternyata masih di bawah 30 persen, saya kaget juga," bebernya.

Ia pun mendesak kontraktor agar berupaya mengadakan material papan untuk jembatan. Sebab, sangat berbahaya bagi masyarakat yang melintas di atas jembatan tanpa papan utuh.

Menyikapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Bontang Zulkifli mengatakan, dana sisa perusahaan yang berada di bankaltimtara bisa digunakan untuk menyelesaikan progres pekerjaan hingga 40 persen. Setidaknya, dapat dilakukan pemasangan papan jembatan.

Baca Juga: Pembangunan Jembatan Selambai Jauh dari Target, Bantuan APBN Diduga Sia-sia

"Kita harapkan nanti selesainya 40 persen ini, sehingga jalan ini kita harapkan fungsional," terangnya.

Melihat target pekerjaan yang jauh dari harapan, Dia memastikan pemerintah akan melakukan putus kontrak dengan PT Mauriefic Putra Gemilang seabgai kontraktor pelaksana. Dengan sanksi, dilakukan blacklist atau masuk dalam daftar hitam.

"Karena pekerjaan ini tidak sesuai dengan target dan tidak mungkin diselesaikan," jelasnya.

Dari pantauan media ini, terdapat enam titik pembanguan jembatan. Masing-masing titik hanya material ulin yang tersedia, namun belum ada pemasangan papan. Bahkan sudah tak terlihat aktivitas pekerjaan. Beberapa waktu lalu, para buruh melakukan mogok kerja karena gaji mereka tidak dibayarkan selama dua bulan.

Load More