SuaraKaltim.id - Pemprov Kaltim belum mengumumkan secara resmi terkait kepastian pembelajaran tatap muka (PTM) di tingkat SMA/SMK sederajat. Salah satu penyebabnya karena cakupan vaksinasi yang belum mencapai target. Sehingga membuat pemprov tidak berani untuk mengambil kebijakan tersebut.
Shifa Azzahra, siswi di SMKN 5 Samarinda berbagi kisah. 2021 ini jadi tahun pertamanya mengenakan seragam putih abu-abu. Sejak masuk semester 1 hingga sekarang, dia belum pernah belajar secara langsung di kelas bersama guru dan teman-teman.
Sejauh ini masih belajar secara daring melalui Zoom meeting. Shifa juga masih tak tahu pasti kapan PTM akan berlangsung di sekolahnya.
“Kalau untuk belajar tatap muka belum ada kabarnya. Tapi ada yang bilang semester depan bakal tatap muka,” ungkapnya melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin (29/11/2021).
Sama seperti kebanyakan siswa lainnya, dia juga merasakan kesulitan saat menerima materi pelajaran melalui pembelajaran daring. Kendalanya juga ada di keterbatasan kuota. Sebab mengakses Zoom, cukup menguras kuota yang lumayan banyak. Diakui olehnya, belajar tatap muka lebih disukainya.
“Lebih suka belajar offline karena lebih gampang dicerna materinya. Semisal tidak paham kan bisa tanya langsung ke guru. Apalagi bisa bertemu teman juga,” lanjutnya.
Saat belajar daring, dia juga menjelaskan bahwa guru-gurunya membuka kesempatan untuk siswa bertanya tentang materi yang tak dipahami. Biasanya, dalam sehari dia harus mengikuti 4 mata pelajaran (mapel).
Tiap 1 mapel, durasinya 1 jam. Siswi jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) berharap, bisa sekolah tatap muka secepatnya. Dirinya juga sudah menerima vaksin dosis kedua.
Tak hanya siswa, orangtua siswa juga turut merasakan keluhan. Salah satunya M Syafril Saleh. Berdasarkan informasi yang dia dapat, belajar tatap muka untuk tingkat SMA/SMK memang akan dilaksanakan semester depan.
Baca Juga: Gubernur Isran Noor Mau Nyapres, Warganet Ramai Tanyakan Jalan Rusak dan Tambang Ilegal
“Kalau keluhan, lebih ke biaya. Anak-anak mungkin senang belajar online di rumah. Walaupun PR-nya juga banyak, cuma bersosialisasi kan perlu,” jelasnya.
Biaya pun otomatis bertambah karena harus membeli kuota. Dirinya menilai, PTM memang harus segera dilakukan dengan protokol kesehatan. Sebab penyampaian materi secara daring belum tentu bisa diterima maksimal oleh siswa.
“Kalau saya pribadi, cukup merasa diuntungkan. Disebabkan kondisi pekerjaan, anak-anak bisa ditinggal. Tidak perlu antar-jemput. Di pekerjaan jadi banyak waktunya,” lanjutnya.
Ia menilai, PTM yang melibatkan interaksi secara langsung antara guru dan siswa akan lebih efektif. Bahkan bisa meminimalisasi absennya para siswa. Mengingat anaknya sudah menerima kedua dosis vaksin, ia optimistis PTM bisa digelar dalam waktu dekat. Sembari mengingatkan protokol kesehatan.
“Jika vaksin dan protokol kesehatan makin diperketat, setuju saja untuk belajar tatap muka,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Anwar Sanusi mengungkapkan, Pemprov Kaltim menginginkan capaian vaksinasi untuk siswa minimal 75 persen dan 80 persen untuk guru. Anwar menegaskan, dengan target itu, PTM akan berlangsung pada Januari 2022.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
BMKG: Pasang Laut Maksimum di Kaltim Terjadi 2130 Oktober, Jangan Abai Peringatan!
-
Zakat Jadi Penopang Sosial Baru di Wilayah Penyangga IKN
-
Internet Gratis Menyapa Pelosok Kukar, Kaltim Percepat Akses Digital Desa
-
Masjid Banyak Belum Bersertipikat, Pemerintah Waspadai Potensi Konflik Lahan di Kaltim
-
Wilayah Penyangga IKN Bidik Zona Hijau Malaria pada 2026