Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 23 Desember 2021 | 21:36 WIB
Suasana di Dermaga Bongkar Muat di depan Masjid Raya Darussalam, Jalan Abdullah Marisie, Kelurahan Bugis yang rencananya akan diubah menjadi Dermaga Wisata oleh Pemprov Kaltim. [Presisi.co]

SuaraKaltim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah menerima pemaparan Detail Engineering Design (DED) dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim terkait pembangunan dermaga wisata di depan Masjid Raya Darussalam Jalan Abdullah Marisie, Kelurahan Bugis, Senin (20/12/2021) lalu di Balai Kota.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, meminta agar rencana tersebut disusun komperhensif menyatu dengan konsep penataan Tepian Mahakam oleh Pemkot Samarinda secara keseluruhan.

"Saya terima kasih ada rencana pembangunan dermaga pariwisata dari Pemprov Kaltim. Tapi saya minta komperhensif," ujarnya melansir dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Kamis (23/12/2021).

Ia membeberkan, rencana pembangunan dermaga wisata sejatinya juga turut ada dan menjadi bagian kecil dalam DED penataan Tepian Mahakam Pemkot Samarinda.

Baca Juga: Terseok-seok Karena Pandemi, Wisata MLG Samarinda 'Diusik' Soal Pajak oleh Pemkot

"Yang mau dibangun baru satu. Kami menyarankan agar pembangunan dermaga wisata dilakukan secara tidak parsial, tapi menyatu dengan konsep penataan Tepian Mahakam secara holistik," tambahnya.

Dipilihnya lokasi pembangunan dermaga wisata di depan Masjid Raya Darussalam menuai perbedaan pendapat antara pemprov dan pemkot. iA menilai, hal itu lantaran belum dibangun dermaga wisata saja, kondisinya sudah cukup macet.

"Pemkot sedang berjalan, provinsi punya ide begini. Nanti akan ketemu, kalau sudah selesai akan dilihat. Yang diinginkan pemkot bukan hanya bangun dermaga, tapi penataan secara keseluruhan. Dari ujung ke ujung," tambahnya.

Ia menyebut, penataan Tepian Mahakam secara holistik akan menggelontorkan dana sekitar Rp 200 miliar. Sebab dari paparan Dishub Kaltim terkait adanya dermaga wisata, akan menelan biaya sekitar Rp 50 miliar rupiah.

"Titik temunya kemungkinan ada pada Maret 2022 mendatang. 2022 ini nanti juga masih masuk di perencanaan hingga DED. Jika sudah selesai, dan penetapan lokasi dermaga wisata sudah ada, barulah pemkot akan menyampaikan ke pemprov," jelasnya.

Baca Juga: Wacana Pembangunan Skytrain di Samarinda Disebut Proyek Jenius oleh Pengamat, Buktinya?

Ruang Alternatif bagi Para PKL

Sementara itu, disinggung pedagang kaki lima (PKL) yang berada di tepi Sungai Mahakam tersebut, Ia menyatakan akan memberikan ruang alternatif lainnya. Sebab, tanah tersebut notabene-nya masih milik Pemkot Samarinda.

"Akan tetap di akomodir. Kemudian terkait wacana ini, jika anggaran sudah ada, pemprov bisa membangunnya sendiri atau menyerahkan pembangunannya ke pemkot. Sedangkan fisiknya akan dimulai pada 2023," imbuhnya.

Ia menegaskan, bahwa penataan Tepian Mahakam Akan berlangsung hingga 2024 mendatang. Sebabnya, beragam suntikan dana terus digali oleh Pemkot Samarinda.

"Kita juga bisa sinkronkan pembuatan dermaga dengan KPBU. Artinya, mana saja sumber yang bisa kita dapatkan," tuturnya.

Dongkrak Angka Wisatawan dari Jelajah Sungai Mahakam

Terpisah, Kabid Pengembangan Destinasi dan Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Samarinda, Agnes Gering Belawing mengungkapkan, pembangunan dermaga wisata berpotensi meningkatkan destinasi wisata jelajah dan susur Sungai Mahakam.

"Dengan adanya wacana ini, kami harapkan ke depannya mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang ke Samarinda. Ini masih dikaji," bebernya.

Ia melanjutkan, yang perlu diperhatikan dari wacana pembangunan dermaga wisata di depan Masjid Raya Darussalam adalah potensi memperparah kemacetan yang ada. Jangan sampai, kata dia, dengan dibangunnya dermaga malah akan menambah kemacetan di Kota Tepian.

Sementara itu, Agnes menjelaskan bahwa dermaga wisata sudah pasti berbeda dengan dermaga pelabuhan saat ini. Menurutnya, dermaga wisata harus mengakomodir amenitas, aksesibilitas, dan atraksinya.

"Itu harus tercakup semuanya. Amenitas itu semisal toilet harus bertaraf internasional. Ada kriteria sendiri. Lalu ada kulinernya seperti kafe, penjualan souvenir, dan lainnya," lanjut Agnes.

Intinya, sambung Agnes, ketika dermaga wisata berhasil dibangun, diharapkan semua masyarakat dapat dengan mudah mengunjunginya. Pada 2022 mendatang, pembahasan dan diskusi lebih lanjut secara serius akan terus bergulir.

Agnes menyebut, nantinya Dispar Samarinda juga akan menyampaikan data-data terkait jumlah kunjungan wisatawan yang menaiki kapal-kapal wisata. Hal tersebut akan menjadi salah satu pertimbangan pembuatan dermaga wisata bertaraf internasional yang kini telah masuk salah satu proyek dari 5 proyek yang diusulkan di KPBU.

"Kira-kira dari data itu, sesuai tidak untuk membangun dermaga semegah dan bertaraf internasional. Memadai tidak dengan jumlah kunjungan sekian," bebernya.

Ditegaskan Agnes, wisata susur Sungai Mahakam memang mempunyai potensi dan daya tarik luar biasa. Menurutnya, saat ini jumlah unit kapal wisatanya bisa dilakukan penambahan.

"Kemudian, dermaganya tidak hanya 1 tapi harus ada di spot-spot yang disinggahi, seperti ke Kampung Tenun, Kampung Ketupat, Masjid Tua, atau ke restoran di sepanjang Sungai Mahakam," beber Agnes.

Dengan demikian, spot-spot tersebut diharapkan Agnes dapat turut dibangun halte agar memudahkan singgahnya kapal-kapal wisata di dermaga utama.

Load More