Scroll untuk membaca artikel
Bella
Rabu, 04 Mei 2022 | 01:15 WIB
Stok elpiiji subsidi (Foto Antara)

SuaraKaltim.id - Stok tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram di Samarinda Kalimantan Timur, dikabarkan sempat mengalami kelangkaan saat Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Akibatnya, harga tabung gas melon tersebut sempat melambung tinggi bahkan hingga empat kali lipat.

Menurut penuturan Suyono, warga Mangkupalas, Samarinda Seberang, mengatakan terjadinya kelangkaan gas elpiji tiga kilogram di sekitar wilayahnya sejak H-1 Lebaran.

“Beberapa toko dan agen yang saya datangi menyebut tabung elpiji tiga kilogram lagi kosong, akhirnya saya dapat dengan harga Rp 75 ribu per tabung, itu pun harus berebut dengan warga lainnya,” kata dia.

Baca Juga: Tidak Ada Kasus Baru Covid-19 di Hari Pertama Lebaran, Tiga Daerah di Kaltim Sudah Zona Hijau

Warga Samarinda Seberang lainnya, Yuni, mengaku pada situasi normal elpiji tiga kilogram dijual dengan harga Rp20 ribu per tabung di agen dan Rp25 ribu di pengecer.

“Sejak Lebaran kemarin, memang terjadi kelangkaan elpiji tiga kilogram, ada teman yang menawari dengan harga tinggi Rp150 ribu per tabung, saya tidak jadi beli karena harganya terlalu tinggi,” katanya.

Mendengar laporan mengenai hal tersebut, Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Susanto August Satria mengaku terkejut.

“Makanya kami kaget adanya laporan terjadinya kelangkaan elpiji tiga kilogram mulai Hari Raya Idul Fitri di wilayah Samarinda Seberang, bahkan ada warga yang membeli tabung melon tersebut melebihi harga yang ditetapkan oleh pemerintah yakni mencapai Rp 80 ribu sampai 90 ribu per tabung,” katanya.

Dirinya menegaskan, pada Lebaran hari kedua, pihaknya telah memantau pendistribusian pengisian elpiji dari berbagai ukuran di Samarinda yang telah berjalan normal.

Baca Juga: PIEDCC dan Pertamina Siaga 24 Jam Agar Kebutuhan BBM dan LPG Jutaan Pemudik Terpenuhi dengan Aman

“Pada hari raya pertama memang sejumlah petugas di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji ( SPBE) menjalani Shalat Id dan kemudian berlebaran bersama keluarga, namun tidak berlangsung lama dan operasional stasiun pengisian gas kembali membuka layanan,” katanya saat dihubungi dari Samarinda, Rabu.

Satria mengatakan, pendistribusian elpiji dalam berbagai ukuran di wilayah Samarinda sebenarnya tidak pernah dikurangi bahkan malah ditambah kuotanya, khususnya memasuki Ramadhan dan Idul Fitri.

Menurut Satria, kondisi kelangkaan tersebut diduga terjadi karena masyarakat sudah sejak jauh hari sebelum hari raya melakukan pembelian elpiji tiga kilogram dalam jumlah banyak, dan kemungkinan juga terjadi penimbunan oleh oknum sehingga sempat terjadi kekosongan stok gas tersebut di pasaran.

Satria menegaskan bahwa pada hari kedua Lebaran, sejumlah SPBE di Samarinda telah beroperasi normal dan telah melakukan distribusi ke sejumlah pangkalan dan agen gas di wilayah itu.

Dirinya pun mengimbau masyarakat untuk melaporkan terjadinya penetapan harga yang tinggi tabung gas melon di atas harga ketetapan pemerintah daerah, khususnya di pangkalan atau agen yang menjadi mitra Pertamina.

“Silakan masyarakat melapor ke 'call center' kami di 135, lengkap dengan peristiwa dan kejadian baik tempat, waktu maupun harga yang dibanderol oleh agen atau pangkalan tersebut,” katanya.

Namun, bila kenaikan harga tak wajar tersebut terjadi di tingkat pengecer, maka penanganan menjadi kewenangan pemerintah daerah, melalui Satpol PP ataupun Disperindag setempat. Antara

Load More