SuaraKaltim.id - Sungguh malang nasib MF bocah usia 10 tahun. Dirinya yang tak memiliki handphone (HP) dan seragam sekolah harus diusir di tengah ujian yang berlangsung di SDN 002 Samarinda Seberang, Kaltim, pada Selasa (28/5/2022) lalu.
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim), Rina Zainun bahkan turun langsung, memastikan kondisi MF yang saat ini disebut-sebut tengah mengalami trauma akibat pengusiran tersebut.
"Anak ini di suruh pulang oleh gurunya dengan nada tidak enak, karena anak ini tidak ikut pembelajaran selama setahun," jelasnya, melansir dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Sabtu (4/6/2022).
Dia mengatakan, sejak MF berumur 3 tahun, ia ditinggal wafat oleh ibu tercinta. Sedangkan, sang ayah, masih menjalani hukuman di penjara.
Untuk keluarga yang merawat MF juga tergolong kurang mampu, hingga tidak bisa membelikan MF handphone dan seragam.
"Anak (MF) ini juga mendapat tindak bully dari teman kelas, dia dilempar kertas dan buku saat diusir dari kelas oleh gurunya," ucapnya.
Kamis, 2 Juni 2022. Tim TRC-PPA Kaltim bersama wali MF, bersamaan mendatangi sekolah, untuk melakukan mediasi. Saat itu pula, oknum guru yang belakangan menjadi sorotan, meminta maaf atas tindakan yang ia lakukan terhadap MF.
"Sudah ada titik temu dan guru yang bersangkutan sudah mengakuinya," ujarnya.
Sayangya, usai mediasi tersebut, keributan kembali terjadi, lantaran oknum guru lainnya tersulut emosinya, mempertanyakan keterlibatan para relawan dan wartawan, yang ingin mengetahui duduk persoalan pengusiran yang dialami MF.
Baca Juga: Bikin Heboh, Pelajar SMA Batal Ujian karena Masturbasi di Depan Kelas, Begini Fakta Sebenarnya
"Usai mediasi sempat ada keributan, seorang guru mempermasalahkan adanya kami sebagai anggota relawan dan sejumlah wartawan," lanjutnya.
Terkait peristiwa yang tengah dihadapi oleh siswi kelas 4 SD itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda, Asli Nuryadin, mengatakan pihaknya telah memanggil kepala sekolah dan guru yang melakukan pengusiran terhadap MF.
"Artinya kita mengoreksi diri, dan tidak ada salahnya kita minta maaf," tuturnya.
Ke depan, Disdik Samarinda berjanji akan memfasilitasi MF untuk dapat mengikuti proses mengajar seperti biasanya.
"Dengan kondisi ini sudah seharusnya kita urus, dan tidak menghambat proses belajarnya, dan kami siap memfasilitasi seperti semula," ungkapnya menegaskan.
Ia berharap, peristiwa tersebut tidak kembali terjadi di sekolah-sekolah lain di Samarinda.
"Jangan emosional menghadapi murid-murid," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Deretan Fitur Oppo Reno 13 yang Segera Masuk Indonesia 16 Januari
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Januari 2025
-
Daftar Harga HP OPPO Januari 2025, Lengkap Reno hingga Find
-
Belum Melatih, Patrick Kluivert Sudah Diusir dari Timnas Indonesia
-
Honor Magic V3 Siap Masuk ke Indonesia, Lebih Tipis dari Galaxy Z Fold6
Terpopuler
- Prank Awal Tahun? Shin Tae-yong Bukan Dipecat, Tapi Naik Jabatan Ini
- Pemecatan Shin Tae-yong Dikaitkan dengan Gibran, Publik: Mending Ganti Wapres
- Eks Striker Barcelona Pengganti STY, Diumumkan Erick Thohir Hari Ini
- Respons Elkan Baggott usai Shin Tae-yong Dipecat PSSI
- Ari Lasso Curigai Pemecatan Shin Tae-yong: Erick Thohir Pusing karena Dikelilingi...
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen: Tetap Dukung Timnas Belanda!
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Januari 2025
-
Suzuki Fronx Sudah Terdaftar di Indonesia, Kapan Diluncurkan?
-
Bukalapak: Simbol Sukses IPO Startup, Tapi Mati di Era Digital
-
Duh! Patrick Kluivert Dituding Punya Koneksi dengan Pencuri Lukisan Van Gogh
Terkini
-
Oleng, Pedagang Es Cendol Masuk Parit Bersama Gerobaknya di Jalan Tengkawang Samarinda, Netizen Iba
-
Aksi Kocak Anak SMA di Kalimantan yang Berterimakasih karena Makan Bergizi Gratis: Saya Gak Bersangu
-
Pengamat Dorong Implementasi MBG di Kaltim dengan Fokus pada Daerah Terpencil
-
Pemkot Bontang Hitung Anggaran Program Makan Bergizi Gratis, Per Hari Capai Rp 500 Juta
-
Belajar dari Negara Lain, Pembangunan IKN Perlu Fokus pada Kesiapan