SuaraKaltim.id - Peralihan musim di Kaltim, dari pancaroba ke kemarau basah, disebut mempengaruhi kondisi produksi pertanian dan peternakan. Antisipasi pun dilakukan Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim.
Kepala DPTPH Kaltim Siti Farisyah Yana mengatakan, kemarau basah mempengaruhi ketersediaan cabai di Benua Etam.
“Contohnya kemarau basah (yang) mempengaruhi ketersediaan cabai di Kaltim. (Cabai) berkurang (di Kaltim) sehingga berpengaruh terhadap kenaikan harga,” katanya, melansir dari ANTARA, Senin (13/6/2022).
Meski demikian, ketersedian cabai disebut cukup untuk satu pekan. Soal harga, dia menjelaskan fluktuatif mengarah ke stabil, meski terjadi kemarau basah di beberapa daerah.
Untuk pemenuhan kebutuhan pertanian, dia menyebut langkah antisipasi sudah dilakukan. Para petani sudah dipersiapkan alat pompa air untuk wilayah pertanian.
Namun, hal itu berlaku jika lingkungan pertanian jauh dari sumber air. Atau, pengairan dengan membuka embung guna antisipasi persawahan.
Berdasarkan laporan yang diterima, beberapa daerah di Kaltim mengalami kemarau basah. Di antaranya, di Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Timur (Sangatta).
"Dampak kemarau basah di PPU, sangat terasa. Ada sekitar 25 hektar padi sawah mengalami kekeringan. Sumber mata air juga jauh dari lokasi kekeringan. Hal serupa juga terjadi di Sangatta," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim, Munawar mengungkapkan, pergantian cuaca di musim pancaroba bisa menimbulkan stres pada ayam yang mengakibatkan daya tahan tubuh ayam menurun.
Baca Juga: Kementan Terus Hadirkan Alsintan Bersertifikat TKDN untuk Percepat Pemulihan Ekonomi
"Sehingga bibit penyakit mudah menyerang, mengakibatkan ayam lebih rentan terhadap penyakit," ucapnya.
Ia memaparkan, penyakit ayam yang sering terjadi pada musim pancaroba adalah penyakit menyerang saluran pernafasan dan pencernaan.
Di antaranya Chronic Respiratory Disease (CRD), Collibacillosis, Snot dan Tetelo/New Castle Disease serta Avian Influenza (AI).
"Pencegahan yang dapat dilakukan ialah melalui manajemen peternakan yang baik, termasuk kebersihan kandang dan peralatan, menjaga suhu, kelembaban, vaksinasi hingga biosekurity," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Skandal 17 Guru Besar di ULM: Rektor Janjikan Pembenahan Total
-
Koperasi Samarinda Tawarkan Beras Lokal untuk Ribuan Porsi MBG
-
Penghijauan Jadi Identitas Baru IKN, Penanaman Pohon Masuk Agenda Rutin
-
Sejak Kelas I SD, Bocah di Samarinda Diduga Dicabuli Hingga Kelas III
-
Pemprov Kaltim Pastikan Lahan Palaran Siap Bangun Sekolah Rakyat