Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 13 Juni 2022 | 15:54 WIB
Ilustrasi tanaman cabai. (Dok: Kementan)

SuaraKaltim.id - Peralihan musim di Kaltim, dari pancaroba ke kemarau basah, disebut mempengaruhi kondisi produksi pertanian dan peternakan. Antisipasi pun dilakukan Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim.

Kepala DPTPH Kaltim Siti Farisyah Yana mengatakan, kemarau basah mempengaruhi ketersediaan cabai di Benua Etam.

“Contohnya kemarau basah (yang) mempengaruhi ketersediaan cabai di Kaltim. (Cabai) berkurang (di Kaltim) sehingga  berpengaruh terhadap kenaikan harga,” katanya, melansir dari ANTARA, Senin (13/6/2022).

Meski demikian, ketersedian cabai disebut cukup untuk satu pekan. Soal harga, dia menjelaskan fluktuatif mengarah ke stabil, meski terjadi kemarau basah di beberapa daerah.

Baca Juga: Kementan Terus Hadirkan Alsintan Bersertifikat TKDN untuk Percepat Pemulihan Ekonomi

Untuk pemenuhan kebutuhan pertanian, dia menyebut langkah antisipasi sudah dilakukan. Para petani sudah dipersiapkan alat pompa air untuk wilayah pertanian.

Namun, hal itu berlaku jika lingkungan pertanian jauh dari sumber air. Atau, pengairan dengan membuka embung guna antisipasi persawahan.

Berdasarkan laporan yang diterima, beberapa daerah di Kaltim mengalami kemarau basah. Di antaranya, di Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Timur (Sangatta).

"Dampak kemarau basah di PPU, sangat terasa. Ada sekitar 25 hektar padi sawah mengalami kekeringan. Sumber mata air juga jauh dari lokasi kekeringan. Hal serupa juga terjadi  di Sangatta," paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim, Munawar mengungkapkan, pergantian cuaca di musim pancaroba bisa menimbulkan stres pada ayam yang mengakibatkan daya tahan tubuh ayam menurun.

Baca Juga: Perusahaan di Afsel Danai Galang Dana 1,4 Juta Dolar untuk Proyek Bertenaga Surya

"Sehingga bibit penyakit mudah menyerang,  mengakibatkan ayam lebih rentan terhadap penyakit," ucapnya.

Ia memaparkan, penyakit ayam yang sering terjadi pada musim pancaroba adalah penyakit menyerang saluran pernafasan dan pencernaan.

Di antaranya Chronic Respiratory Disease (CRD), Collibacillosis, Snot dan Tetelo/New Castle Disease serta Avian Influenza (AI).

"Pencegahan yang dapat dilakukan ialah melalui manajemen peternakan  yang baik, termasuk kebersihan kandang  dan peralatan, menjaga suhu, kelembaban, vaksinasi hingga biosekurity," pungkasnya.

Load More