Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 16 Agustus 2022 | 14:44 WIB
Warga RT 33 Kelurahan Muara Rapak mesti beli air tangki setiap hari, Selasa (16/8/2022). [Suara.com/Arif Fadillah]

SuaraKaltim.id - Sebagian warga Balikpapan Utara tampaknya mesti bersabar untuk mendapatkan distribusi air yang maksimal. Hampir 2 bulan terkahir, warga RT 33 dan 34 Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Utara mendapatkan pelayanan yang belum maksimal.

Mereka sudah 2 bulan ini tak menikmati air bersih yang didistribusikan oleh Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB).

"Sudah dua bulan ini tidak ngalir. Setiap hari beli air untuk kebutuhan di rumah. Masak, mencuci, sampai mandi juga. Kaya apa ya kondisi begini, susah juga," ujar Herman warga RT 33 Kelurahan Muara Rapak, Selasa (16/8/2022).

Herman dan warga Muara Rapak lainnya masihlah beruntung dibanding Riyansyah warga Kelurahan Gunung Samarinda.

Baca Juga: Wow! TNI AD dan Tentara Amerika Lomba Adu Tarik Tambang

Sudah hampir 20 tahun dia lebih banyak memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan setiap hari. Teruntuk keperluan memasak, dia mesti membeli air bersih. Dia harus merogoh kocek Rp 100 ribu untuk 1200 liter.

"Selalu malam ngalir di sini. Sudah sering kita komplain, tapi ya tetap aja kecil airnya. Harus tunggu dari jam 2 pagi sampai jam 4 subuh. Kalau ditungguin capek juga, begadang terus," terang Riyansyah.

Menjawab persoalan itu Plt Direktur Utama Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) Purnawati mengatakan, saat ini timnya sudah turun ke lapangan.

Hanya saja dia meminta kepada warga untuk bersabar. PTMB sendiri segera berupaya untuk mendistribusikan air bersih ke rumah warga melalui tangki.

"Biasanya 24 jam selesai kalau ada kebocoran. Saya juga meminta mengadakan tangki, ke wilayah tersebut. Cuman daerah situ sulit untuk masuk tangki karena di kawasan padat. Kita coba telusuri lagi dengan menurunkan tim," kata Purwanti kepada suara.com.

Baca Juga: Pertengahan Bulan Ini, Pertamina Lakukan Perawatan Kilang di Balikpapan

Ia juga menambahkan kebutuhan air bersih di Balikpapan memang belum mencukupi. Debit air 1100 liter per detik yang bersumber dari Waduk Manggar itu belum cukup.

Termasuk waduk Teritip yang saat ini dengan kemampuan debit air 200 liter per detik.

"Sebenarnya untuk menjangkau ke wilayah Balikpapan ini kurang. Untuk diketahui kemampuan waduk manggar itu hanya bisa sampai tahun 2020. Tapi sekarang masih bisa harus kita syukuri. Waduk Teritip sedang proses menuju 400 liter per detik. Balikpapan ini untuk masih kurang 800 liter per detik," tambahnya.

Memang untuk kebutuhan air di Balikpapan perlu adanya penambahan sumber air baku. Saat ini sumber air baku ada dua tempat.

Yakni, Waduk Manggar dan Teritip. Sementara Embung Aji Raden juga akan menjadi sumber air baku.

Sebelumnya pada Februari lalu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko monitoring kerja ke proyek Embung Aji Raden Kota Balikpapan yang dilaksanakan pada tahun 2020.

Kunjungan tersebut bersama Direktur Air Baku dan Air Tanah Iriandi Azwartika, Kasubdit Perencanaan Air Baku dan Air Tanah Feriyanto Pawenrusi, Kasubdit Wilayah 1 Dwi Agus Kuncoro.

Mereka berharap penyelesaian pembangunan Embung dapat segera terlaksana sampai dapat di manfaatkan fungsinya, keberlanjutan pelaksanaan tergantung penyelesaian kelengkapan pembangunan yang wajib tersedia terlebih dahulu.

Keberadaan Embung tersebut sebagai upaya memenuhi pasokan air baku rumah tangga perkotaan dan industri di kota Balikpapan secara terpadu dan menyeluruh.

Embung Aji Raden memiliki kapasitas 100 liter per detik yang akan terintegrasi dengan SPAM Teritip di Kecamatan Balikpapan Timur.

Kontributor: Arif Fadillah

Load More