SuaraKaltim.id - Sektor kelautan dan perikanan di Kaltim digadang-gadang dapat menjadi sumber daya alam (SDA) terbarukan, menggantikan sektor migas dan pertambangan yang hingga kini masih menjadi tumpuan ekonomi Benua Etam.
Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim, Irhan Hukmaidy mengungkapkan, selama ini sektor perikanan melalui sejumlah komoditas ekspor mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah.
Nilai ekspor produk perikanan Kaltim pada 2021 lalu mampu menembus angka 72 juta USD atau mencapai lebih dari Rp1 triliun.
Komoditas ekspor perikanan dari Kaltim di antaranya, udang windu, ikan kerapu dan kepiting. Untuk komoditas non-ikan, yaitu rumput laut jenis glacilaria.
“Tetapi yang lagi naik daun komoditi kepiting dan ikan kerapu,” ucapnya, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis (15/9/2022).
Pada Mei lalu, dilakukan direct call ekspor kepiting ke Shenzen, Tiongkok, dari Terminal Cargo Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Balikpapan, sebanyak 5 ton atau senilai Rp 1 miliar.
Terkait pengembangan sektor perikanan budi daya, lanjutnya, pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah menargetkan pembentukan kampung budi daya sebanyak 130 kampung pada 2022 ini.
Untuk Kaltim, 2 lokasi telah ditetapkan sebagai kampung budi daya. Yaitu di Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar) sebagai kampung budi daya ikan nila dan di Pulau Maratua, Berau sebagai kampung budi daya ikan kerapu.
“Nantinya kita juga dorong daerah lain untuk menjadi kampung budi daya sesuai dengan keunggulan masing-masing,” bebernya.
Baca Juga: Kebijakan DMO Sebagai Persetujuan Ekspor Dituding Jadi Biang Keladi Mahalnya Minyak Goreng
Sebab menurutnya, pengembangan perikanan budi daya yang tengah dilakukan saat ini sifatnya masih sporadis dan tidak merata, sehingga perlu dibuat klaster.
Sebagai contoh, nantinya mungkin Kutai Kartanegara didorong menjadi kampung budi daya kepiting dan udang windu serta Bontang dengan kampung budi daya rumput laut.
“Karena pada 2023, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membentuk lagi 150 kampung budi daya,” imbuhnya.
Selain mendorong pembentukan kampung budi daya, DKP Kaltim akan mengembangkan budi daya perikanan spesifik dan merupakan ikan-ikan endemik local yang mulai berkurang populasinya serta langka di pasaran.
Ikan tersebut di antaranya, ikan biawan, ikan pepuyu, ikan lais termasuk juga ikan haruan.
“Arah kebijakan kita ke sana dan memang tidak bisa instan,” tuturnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Insentif Rp6 Juta per Hari Bakal Dipangkas Jika Dapur MBG Tak Sesuai Standar
-
Samarinda Bakal Buka Penerbangan Rute IKN-Malaysia di Februari 2026
-
AYIMUN Samarinda Chapter 2025 Siapkan Generasi Muda Jadi Calon Pemimpin Global
-
Kaltim Jamin Stok Pangan Aman, Harga Terpantau Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia