Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 04 Maret 2023 | 16:07 WIB
Arus penumpang kapal kelotok di Pelabuhan Kampung Baru Balikpapan [Suara.com/Arif Fadillah]

Juragan mendapatkan pemasukan dari penjualan tiket di loket. Tarif penumpang Rp11 ribu. Jika membawa kendaraan sepeda motor Rp36 ribu. Berboncengan tinggal tambah Rp2 ribu.

"Biasa Rp50 ribu sehari. Sudah termasuk untuk makan sehari. Paling besar Rp100 ribu ya. Ya harus disyukuri saja," tambah Suparman.

Buruh lainnya, Aziz juga merasakan hal yang sama. Arus transportasi laut yang menghubungkan Balikpapan-PPU itu tak berbeda jauh dengan kondisi semenjak pandemi COVID-19. "Sepi sekarang, paling banyak Rp 100 ribu. Belum ada peningkatan penumpang, apalagi adanya IKN," tutur Aziz.

Para buruh mendapatkan upah dari juragan kapal. Juragan bukanlah pemilik kapal, melainkan orang yang dipercaya pemilik kapal untuk mencari penumpang di pelabuhan. Biasanya mereka bagi hasil jika loket sudah tutup. Juragan biasanya selalu memonitor dan memastikan kapal dapat jatah memuat penumpang.

Baca Juga: Hadi Mulyadi Sebut Peluang Usaha dan Investasi Terbuka Lebar karena IKN Nusantara

Ada lebih dari 7 kapal yang bersandar di dermaga. Masing-masing kapal kelotok ada juragannya. Dia selalu standby di dermaga. Kadang turut membantu mengarahkan penumpang menuju ke kapal. Masing-masing penumpang memegang tiket resmi yang terdapat nomor kapal. Setiap kapal ada angka di bagian atas.

Seperti Haji Darwis yang duduk dekat loket tiket kapal kelotok. Pria berambut putih ini merupakan juragan. Pendapatannya dari hasil penjualan tiket. Totalnya bisa Rp500 ribu sehari. Kemudian dipotong uang solar, upah buruh dan selebihnya baru dibagi dua dengan pemilik kapal.

"Ya kalau bersihnya saya dapat Rp150 ribu saja per hari. Ini baru tahun pertama saya di pelabuhan. Sebelumnya saya di Sulawesi. Sepi sekarang, belum tahu lagi ini ke depannya gimana," terang Haji Darwis.

Kendati demikian mereka tetap bersyukur walau penghasilan pas-pasan. Meski mereka juga sedikit khawatir saat jembatan Pulau Balang sudah terhubung dan rampung, sedikit yang akan memanfaatkan transportasi kapal kelotok untuk menyebrang ke PPU.

"Ya belum ada jembatan. Tapi ya semoga saja ada lah yang naik kelotok," ujar Suparman.

Baca Juga: DPD Papdesi Kaltim Gelar Musda Hingga Diskusi Kebangsaan dan IKN

Kontributor : Arif Fadillah

Load More