SuaraKaltim.id - Pemprov Kaltim kembali berupaya untuk segera menurunkan angka kasus stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kaltim naik 1,1 persen. Pada 2021 mencapai 22,8 persen dan 2022 meningkat jadi 23,9 persen.
Kendati demikian, mengacu pada pendataan langsung dari Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM) yang dihimpun dari Posyandu, angka stuntingnya hanya 14,1 persen.
Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Hadi Mulyadi sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kaltim mengungkapkan, dari dua data tersebut jaraknya cukup jauh. Kendati begitu, dia tak terlalu menekankan kepada angka tersebut. Melainkan lebih kepada gaya hidup sehat.
"Tidak terlalu concern ke angka itu. Tapi yang harus dikonsentrasikan adalah gaya hidup sehat. Itu harus dibangun. Makanan harus bergizi, beragam, seimbang, dan aman. Termasuk olahraga," ungkap Hadi melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis (13/04/2023).
Baca Juga: Jadwal Imsak untuk Wilayah Balikpapan, Samarinda, Bontang 13 April 2023
Selain itu, ada 3 segmen yang harus diberikan perhatian penuh. Di antaranya, gadis remaja pra-nikah, ibu hamil, dan anak di usia 1.000 hari pertama. Menurutnya, 3 segmen ini perlu perhatian serius. Sebab merupakan usia kritis jika gizinya tidak cukup.
Hadi menyebut, gaya hidup sehat ini yang masih belum terlalu diperhatikan banyak orang. Salah satu contohnya, makan sembarangan tanpa memikirkan gizi yang masuk ke dalam tubuh.
"Ini yang berpotensi stunting dan disebabkan gizi buruk. Ini masalah pola makan. Kalau mau dikelola dengan baik, masih bisa membeli makanan bergizi," tambahnya.
Dia juga menekankan, stunting bukan sekadar tinggi badan yang di bawah ideal tapi juga erat kaitannya dengan tumbuh kembang otak anak saat balita yang tidak sempurna. Oleh sebab itu, keterlibatan dari semua pihak untuk menuntaskan masalah ini sangat diharapkan.
"Makanya ini harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Mulai tokoh muda, tokoh agama, guru, tokoh masyarakat," jelasnya.
Sejauh ini, Pemprov Kaltim telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3,7 miliar untuk penanganan stunting. Sejumlah cara akan ditempuh, mulai meningkatkan cakupan pemberian tablet tambah darah ke remaja putri, serta makanan tambahan untuk ibu hamil yang kurang energi kalori dan balita yang berat badannya menurun.
Berita Terkait
-
Tuntut Penyelesaian Konflik Tambang Muara Kate, Kantor Gubernur Kaltim Digeruduk
-
Posko Arus Balik PKT di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Disambut Hangat Pemudik
-
PKT Buka Posko Mudik BUMN di Bandara Sepinggan
-
Pupuk Kaltim Fasilitasi 366 Pemudik Asal Bontang dan Samarinda
-
Cegah Stunting Lewat Investasi Jangka Panjang
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Orang RI Mulai Cemas, Kudu Mikir 1.000 Kali Untuk Belanja! Sri Mulyani Justru Diam Seribu Bahasa
-
Semua Maskapai China Stop Beli Pesawat Boeing Imbas Perang Dagang dengan AS
-
Dear Pak Prabowo! Orang RI Kini Cemas, Mau Belanja Kudu Mikir 1.000 Kali
-
Weton Rabu Pon Menurut Primbon Jawa: Karakter, Pantangan, dan Tips Menghindari Kesialan
-
Kiper Berdarah Belanda Klarifikasi Soal Patrick Kluivert: Fokus Pekerjaan Sendiri
Terkini
-
Di Balik Tragedi Muara Kate: Jejak Hauling, Pembunuhan, dan Suara yang Tak Didengar
-
Menjawab Tantangan IKN, Pemkab PPU Bangun Instalasi Air Bersih 2.000 Liter per Detik
-
Diskominfo Kaltim Gelar Coaching EPSS 2025, Siapkan Perangkat Daerah Hadapi Evaluasi Statistik
-
Pemkot Bontang Targetkan Nol Pengangguran dalam 5 Tahun
-
DANA Kaget 15 April 2025: Begini Cara Dapat Saldo Tanpa Biaya