SuaraKaltim.id - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mendorong pengembangan modernisasi di industri pertanian. Salah satunya yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama, Desa Loh Sumber, Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Direktur BUMDes Sumber Purnama Sudarmadji mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan teknologi perpaduan agar tidak kalah bersaing dengan beras dari Sulawesi dan Jawa.
"Kami sudah punya alat pengering padi didapat dari bantuan Kementerian, dengan teknologi ini kami bisa meningkatkan mutu beras," ujarnya, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu (31/05/2023).
Menurutnya, kehadiran IKN mendorong optimalisasi produksi dan efisiensi harga pangan jangka panjang. Khususnya, sebagai salah satu upaya dalam mendukung ketahanan pangan.
Baca Juga: Papdesi Kukar Mengadu ke Komisi V DPR RI Soal Infrastruktur dan Pertanian
BUMDes Sumber Purnama juga terus mempersiapkan diri, dengan memberikan pelatihan untuk para petani lokal agar tidak kalah bersaing.
Hal ini untuk mengantisipasi peningkatan urbanisasi yang berdampak pada bertambahnya jumlah penduduk, sehingga membutuhkan pasokan pangan yang cukup besar.
"Target kami harus bisa meningkatkan jumlah produksi agar bisa menjadi lumbung pangan dan menyuplai kebutuhan IKN, serta menjaga harga tidak anjlok," ucapnya.
Untuk diketahui, saat ini BUMDes Sumber Purnama sudah membangun rice milling unit (RMU) atau penggilingan padi. Peralatan dan desain mesin RMU dirakit oleh BUMDes.
Dari penggilingan padi ini, gabah yang dibeli dari petani dijual di pasar dalam bentuk beras. Pabrik ini mampu mengolah gabah kering menjadi beras sebanyak 1 ton per jam.
Baca Juga: Peningkatan Infrastruktur, Jalan Kayu Ulin di Desa Muara Muntai Ilir Kukar Bakal Disemenisasi
Pabrik ini kemudian dikelola dengan mekanisme kerja sama. Beras yang diproduksi pabrik disebut memiliki kualitas yang baik. Seluas 1.000 hektare lahan disebut menopang kapasitas produksinya.
Beras produksi BUMDes terdiri dari beberapa varietas padi. Ada mikongga, mayas, inpari, dan pandan wangi. Beras kemudian dikemas dengan merek Cap Tugu.
Harganya Rp 22 ribu untuk kemasan 2 kilogram dan Rp 50 ribu untuk kemasan 5 kilogram. Beras sudah dipasarkan di Kukar, Samarinda, dan Balikpapan.
"Kami juga kembangkan varietas padi lokal, yakni mayas sawah yang sudah dimodifikasi pakar pertanian. Bisa dipanen dalam 3 bulan, dengan capaian 4-5 ton per hektare," kata Sudarmadji mengakhiri.
Berita Terkait
-
Serapan BULOG Naik 2.000 Persen, Hensa: Memang Dingin Tangan Mentan Amran
-
CEK FAKTA: Presiden Prabowo Pakai Dana Haji untuk Lanjutkan Bangun IKN
-
Polri Garap Jagung 1,7 Juta Hektare: Misi Mulia atau Salah Urus?
-
Prabowo Telepon Mentan Amran Malam-malam, Tanya Harga Pangan Ketimbang Saham
-
Bayer Sebut Lewat Inovasi Ilmu Pengetahuan Produktivitas Pertanian Bisa Naik 30 Persen
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
Terkini
-
BBM Diprotes Warga, Rudy Masud Ngintip Isi Tangki SPBU
-
Efek THR dari Pemprov Kaltim: Kunjungan Museum Mulawarman Melonjak 50 Persen
-
12.950 Warga Kunjungi KIPP IKN dalam Sehari, Antusias Lihat Proyek Ibu Kota Baru
-
2.000 Warga Bontang Dapat Kesempatan Kuliah Gratis, Program Dimulai September
-
PW KAMMI Kaltimtara Desak Investigasi Dugaan BBM Oplosan di SPBU Samarinda