Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Sabtu, 04 November 2023 | 13:02 WIB
Gedung Atap Lengkung, peninggalan masa kolonial Belanda di Kukar. [Ist]

SuaraKaltim.id - Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi salah satu daerah yang tidak luput dari masa penjajahan atau masa kolonialisme Belanda. Masa kolonialisme Belanda di Nusantara yang berlangsung ratusan tahun itu tentu berdampak besar bagi masyarakatnya.

Termasuk beberapa peninggalan dari masa kolonialisme itu yang masih dilestarikan oleh masyarakatnya. Di Kecamatan Loa Kulu, Kukar, terdapat peninggalan masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang cukup unik.

Peninggalan itu berupa sebuah gedung yang bernama Gedung Atap Lengkung yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Loa Kulu Kota. Dikutip dari laman Kemendikbud, akses menuju situs cagar budaya ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Bangunan ini berada di bawah kepemilikan Pemerintah Daerah (Pemda) Kukar dan haknya pernah dimiliki oleh perusahaan batu bara. Dulunya gedung ini adalah gudang milik Oost-Borneo Maatschappij (OBM) yang merupakan perusahaan tambang batu bara pertama di Loa Kulu.

Baca Juga: Pupuk Kaltim Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional melalui Berbagai Strategi Inovasi

Gedung ini pernah roboh pada tahun 2018 lalu di bagian depan karena faktor usia di saat hujan mengguyur daerah Loa Kulu. Bangunan gedung ini berupa tembok bata tebal dengan bagian atapnya berbentuk lengkung terbuat dari seng.

Jika dilihat maka terdapat enam lengkungan atap yang berjajar ke belakang. Ruangan utama berupa ruangan luas dengan lima atap lengkung. Kemudian, di pintu ruangan ada empat buah yaitu dua pintu di sisi selatan bangunan dan dua lainnya di barat dan timur bangunan.

Kala itu, kondisi atap mengalami korosi akibat fluktuasi suhu dan cuaca dan ada beberapa atap lengkung telah hilang dan tinggal tersisa rangkanya.

Selain itu, ada bagian tiang penyangga bangunan yang sudah roboh, sehingga bagian atapnya menjuntai ke bawah dan ditumbuhi tumbuhan berakar menjalar serta semak-semak yang cukup rapat. Sayangnya secara keseluruhan kondisi bangunan saat ini tidak terawat dan sudah mengalami banyak kerusakan.

Kontributor: Maliana

Baca Juga: Usaha Binaan Pupuk Kaltim Siap Gali Potensi di Pasar Global

Load More