SuaraKaltim.id - Tenggarong merupakan sebuah kecamatan sekaligus ibu kota dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).
Wilayah Tenggarong terbagi dalam 12 kelurahan dan 2 desa yang memiliki luas wilayah mencapai 270,00 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 108.539 jiwa pada tahun 2021.
Tenggarong merupakan ibu kota Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura yang berdiri pada tanggal 28 September 1782.
Kala itu kota ini dipimpin oleh Raja Kutai Kartanegara ke-15, Aji Muhammad Muslihuddin, yang dikenal pula dengan nama Aji Imbut.
Lantas bagaimana asal usul dari nama Kota Tenggarong?
Awalnya, kota ini bernama Tepian Pandan ketika Aji Imbut memindahkan ibu kota kerajaan dari Pemarangan. Kemudian nama Tepian Pandan diubah oleh Sultan Kutai menjadi Tangga Arung yang berarti rumah raja.
Namun dalam perkembangannya, Tangga Arung cenderung sulit diucapkan dan lebih populer dengan sebutan "Tenggarong" hingga saat ini.
Oleh karena itu, asal usul dari nama Tenggarong sendiri berasal dari penyebutan masyarakat sekitar sendiri yang berarti rumah raja.
Cerita lain menyebut menurut legenda Orang Dayak Benuaq dari kelompok Ningkah Olo, nama atau kata Tenggarong dari bahasa Dayak Benuaq adalah "Tengkarukng". Kata "Tengkarukng" berasal dari kata tengkaq dan bengkarukng.
Baca Juga: Paman Pratu Sandy Primadana Bercerita Soal Ponakannya: Orangnya Baik dan Sabar
Tengkaq berarti naik atau menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi seperti meniti anak tangga, lalu bengkarukng adalah sejenis tanaman akar-akaran.
Menurut orang Benuaq, ketika sekolompok orang Benuaq yang mungkin keturunan Ningkah Olo menyusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman, mereka singgah di suatu tempat dipinggir tepian Mahakam.
Dalam persinggahan itu, mereka menaiki tebing sungai Mahakam melalui akar bengkarukng. Itulah sebabnya disebut Tengkarukng oleh aksen Melayu yang terkadang menyebutnya Tengkarong.
Kemudian, lama-kelamaan penyebutan tersebut berubah menjadi Tenggarong. Perubahan tersebut disebabkan Bahasa Benuaq banyak memiliki konsonan yang sulit diucapkan oleh penutur yang biasa berbahasa Melayu atau Indonesia.
Kontributor: Maliana
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
Terkini
-
IKN Dibuka Lebar untuk Dunia: Basuki Tegaskan Komitmen Investasi Sehat dan Berkelanjutan
-
BMKG Ingatkan Kaltim: Kemarau Basah Bisa Picu Karhutla dan Krisis Air
-
Seno Aji Tegaskan FKDM sebagai Mitra Strategis Jaga Keamanan Wilayah
-
Revisi UU IKN Mengemuka, DPRD Kaltim: Jangan Gegabah Ubah Aturan!
-
Ketika Elpiji Harus Diantar dengan Ketinting: Cerita Distribusi Energi di Mahulu