SuaraKaltim.id - Bukit Soeharto yang kini disebut Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto memiliki segudang cerita yang unik dan menyeramkan.
Dahulu, Bukit Soeharto dikenal sebagai tempat yang angker dan menyeramkan oleh masyarakat setempat.
Lokasi Bukit Soeharto ini berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan sebagian kecil di Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).
Jadi, letak bukit ini berada di antara dua kabupaten yang dahulu menjadi tempat pembuangan mayat-mayat pekerja paksa di zaman penjajahan Jepang di Benua Etam.
Dahulu, pekerja yang meninggal dunia akibat kerja paksa Romusha dibuang begitu saja dan dibiarkan di hutan belantara itu.
Oleh karena itu, saat memasuki kawasan hutan ini cerita seram pun berkembang di masyarakat sekitar.
Konon katanya, saat melintas dikawasan hutan, para hantu dari bekas pekerja paksa Jepang itu membuat korbannya hilang dan sulit ditemukan.
Namun, jika ada yang berhasil ditemukan, para korban tersebut disebut sudah dalam keadaan setengah waras.
Jadi tak heran kawasan Bukit Soeharto ini disebut sebagai kawasan angker karena penduduk setempat meyakini para hantu itu biasanya menampakkan diri.
Baca Juga: 49 Titik Panas Baru di Kaltim, Masyarakat Diminta Waspada Karhutla
Namun kini, lokasi Bukit Soeharto ini sudah menjadi Taman Hutan Raya (Tahura) yang menjadi salah satu lokasi hutan primer di Kalimantan Timur.
Kawasan ini pun telah berubah menjadi hutan yang berfungsi untuk melindungi, menjaga kelestarian dan menjamin pemanfaatan potensi kawasan dari berbagai flora dan fauna langka.
Saat ini kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto berupaya melakukan rehabilitasi dengan berbagai jenis tanaman seperti Acasia (Acasia mangium), Sengon (Albasia sp.), dan Mahoni (Swietenia mahagoni spp).
Ada juga flora asli dari Kalimantan Timur yang didominasi jenis Meranti (Shorea sp.), dan sebagian merupakan hutan penelitian berbagai jenis flora seperti Mahang (Macaranga hypoleuca), di antaranya jenis dilindungi seperti Ulin (Eusideraxylon zwageri), Kayu arang (Diospyros sp.), dan Kempas (Koompassia malaccensis).
Ada juga jenis Palaman (Iristania spp), Resak (Vatica spp), Bayur (Pterospermum spp), Gmelina (Gmelina arborea), Karet (Havea brasiliensis), Rotan (Calamus sp), Aren (Arenga catechu), dan Ketapang (Terminalia catappa).
Selanjutnya untuk fauna terdapat orang utan (Pongo Pygmaeus) yang berada di fasilitas rehabilitasi Pusat Reintroduksi Orang Utan Wanariset Samboja.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
AYIMUN Samarinda Chapter 2025 Siapkan Generasi Muda Jadi Calon Pemimpin Global
-
Kaltim Jamin Stok Pangan Aman, Harga Terpantau Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia
-
Alat Kebencanaan Disiagakan untuk Hadapi Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi