Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Minggu, 14 Januari 2024 | 17:00 WIB
Kondisi kelangkaan gas melon di beberapa warung Samarinda. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Pengamat Ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim), Purwadi mengkritisi permasalahan kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi di wilayah Kaltim, khususnya Samarinda.

Pasalnya, kelangkaan gas melon ini sangat berdampak bagi masyarakat, terutama para pedagang ataupun pelaku UMKM. Dari pengecer saja, per tabung gas melon dibanderol seharga Rp 35 ribu - Rp 50 ribu.

Purwadi menjelaskan, kelangkaan ini masih sering terjadi karena distribusi gas LPG yang kurang tepat sasaran. Dalam hal ini, pemerintah kota hingga Pertamina punya wewenang untuk mengatasi masalah tersebut.

"Masih banyak distribusi yang salah sasaran, jangan hanya buat kebijakan di atas meja. Harus sering dilakukan pemantauan di lapangan," ungkapnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu (14/01/2024).

Baca Juga: Hetifah Sjaifudian Sebut Pemerataan Pendidikan Kunci Keberhasilan IKN

Lebih lanjut, ia menilai jika pihak Pertamina sering kali melakukan pendistribusian, hanya pada waktu-waktu kelangkaan saja. Padahal, tabung gas merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Kaltim, khususnya Samarinda.

“Ini kan menyangkut dapur masyarakat. Kalau gas elpijinya macet, UMKM juga akan macet juga. Sudah mahal susah dicari lagi,” bebernya.

Selain itu, Purwadi mengungkapkan, pihak Pertamina seharusnya lebih tegas dalam pemantauan distribusi di lapangan. Bahkan, ia percaya jika Pertamina bisa mengantisipasi sejak awal, sebelum terjadi kelangkaan seperti sekarang.

"Mereka kan punya data soal pendistribusian. Itu bisa dibuat untuk proyeksi ke depannya. Jangan sampai, distribusi tabung ini tidak maksimal," terangnya.

Dia pun mendesak pemerintah dan Pertamina, agar bisa menstabilkan harga tabung gas subsidi, di tengah kelangkaan gas melon saat ini.

Baca Juga: Balikpapan Raih 17 Penghargaan Panji Pembangunan, Kota Terbaik di Kaltim

"Saya ingin pihak terkait punya langkah konkret untuk mengatasi kelangkaan ini," tutupnya.

Load More