SuaraKaltim.id - Pengamat Ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim), Purwadi mengkritisi permasalahan kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi di wilayah Kaltim, khususnya Samarinda.
Pasalnya, kelangkaan gas melon ini sangat berdampak bagi masyarakat, terutama para pedagang ataupun pelaku UMKM. Dari pengecer saja, per tabung gas melon dibanderol seharga Rp 35 ribu - Rp 50 ribu.
Purwadi menjelaskan, kelangkaan ini masih sering terjadi karena distribusi gas LPG yang kurang tepat sasaran. Dalam hal ini, pemerintah kota hingga Pertamina punya wewenang untuk mengatasi masalah tersebut.
"Masih banyak distribusi yang salah sasaran, jangan hanya buat kebijakan di atas meja. Harus sering dilakukan pemantauan di lapangan," ungkapnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu (14/01/2024).
Baca Juga: Hetifah Sjaifudian Sebut Pemerataan Pendidikan Kunci Keberhasilan IKN
Lebih lanjut, ia menilai jika pihak Pertamina sering kali melakukan pendistribusian, hanya pada waktu-waktu kelangkaan saja. Padahal, tabung gas merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Kaltim, khususnya Samarinda.
“Ini kan menyangkut dapur masyarakat. Kalau gas elpijinya macet, UMKM juga akan macet juga. Sudah mahal susah dicari lagi,” bebernya.
Selain itu, Purwadi mengungkapkan, pihak Pertamina seharusnya lebih tegas dalam pemantauan distribusi di lapangan. Bahkan, ia percaya jika Pertamina bisa mengantisipasi sejak awal, sebelum terjadi kelangkaan seperti sekarang.
"Mereka kan punya data soal pendistribusian. Itu bisa dibuat untuk proyeksi ke depannya. Jangan sampai, distribusi tabung ini tidak maksimal," terangnya.
Dia pun mendesak pemerintah dan Pertamina, agar bisa menstabilkan harga tabung gas subsidi, di tengah kelangkaan gas melon saat ini.
Baca Juga: Balikpapan Raih 17 Penghargaan Panji Pembangunan, Kota Terbaik di Kaltim
"Saya ingin pihak terkait punya langkah konkret untuk mengatasi kelangkaan ini," tutupnya.
Berita Terkait
-
Penjualan Ritel Anjlok! Ramadan dan Lebaran 2025 Tak Semanis Dulu
-
Ancaman Resesi dan PHK Massal Akibat Tarif Donald Trump: Apa Kabar Target Pertumbuhan 8 Persen?
-
Dolar Naik Rp17.000: Ekonomi Tertekan dan Kita Masih Joget-Joget Saja!
-
Tarif Impor Naik, Komisi VI Desak Pemerintah Tempuh Jalur WTO
-
Bursa Saham Indonesia Gelap, IHSG Anjlok 9,19 Persen pada Perdagangan Perdana
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat Sudah Dibuka? Simak Syarat dan Kualifikasinya
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
Pilihan
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
Terkini
-
Gakkum KLHK Usut Kasus Hit and Run Penambangan Ilegal di Hutan Pendidikan Unmul
-
Warga Ngeluh BBM Bermasalah, Pengamat Unmul Bongkar Dugaan Kebocoran Sistem
-
BBM Bermasalah, Pertamina Janji Buka Bengkel Gratis di 10 Daerah Kaltim
-
Banjir di Jantung IKN, Alarm Dini untuk Infrastruktur Penyangga
-
Dari Sidoarjo ke Dunia: Kisah Parfum Lokal Taklukkan Korea, AS, dan Siap ke Nigeria!