SuaraKaltim.id - Salah satu ritual keagamaan terkenal dari suku Dayak Benuaq yang tinggal di pedalaman Kalimantan Timur adalah upacara adat kwangkey atau kuangkay.
Upacara kematian yang biasa dilakukan oleh suku Dayak Benuaq ini memiliki tiga rangkaian dan puncaknya adalah Ritual kwangkey atau kuangkay.
Uniknya, dalam Ritual kwangkey atau kuangkay ini terdapat sebuah tarian yang ditampilkan bernama Tari Ngerangkau.
Tari Ngerangkau adalah tarian yang khusus dilaksanakan pada upacara adat kematian kwangkay.
Baca Juga: Anies Baswedan Aman, Polda Kaltim Tangkap Terduga Pengancaman
Tarian ini sudah ada sejak dahulu dan turun temurun hingga saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat suku Dayak Benua dan Tunjung.
Dalam pelaksanaan upacara adat Kwangkay, tarian Ngerangkau ini dapat dibedakan dalam tiga bagian dengan melihat waktu dan tempat.
Di antaranya Tari Ngerangkau bini (wanita) yaitu tarian yang khusus ditarikan oleh wanita dari keluarga yang sudah meninggal.
Tarian Bini ini dilakukan pada malam hari sewaktu diadakan pesta dirumah kediaman atau di tempat peti jenazah disemayamkan.
Kemudian kedua adalah tari Ngerangkau laki, yang ditampilkan oleh pria atau sesepuh desa yang telah ditunjuk oleh Sentangis atau Pawang yang menari pada malam hari.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kota Tenggarong di Kalimantan Timur
Terakhir Tari Ngerangkau bersama yang ditarikan oleh keluarga yang meninggal baik pria maupun wanita serta semua undangan yang hadir.
Dikutip dari laman Kemendikbud, mereka menari saat membawa tulang tengkorak yang sudah dimasukkan ke dalam peti selimat (peti tengkorak).
Tempat menari pun biasanya dilakukan di halaman rumah atau di pekarangan yang luas.
Dalam menampilkan tari Ngerangkau tersebut, tidak ada persiapan dan latihan secara khusus karena gerak tari yang dilakukan bersifat spontanitas.
Selain itu, para penari saat tampil menari diyakini sebagai arwah dari roh para leluhur.
Untuk itu, bentuk dan kualitas pertunjukan dalam tarian bukan merupakan tujuan utamanya, tetapi fungsi dan kandungan makna dari tarian itu yang lebih utama.
Saat ini, hampir semua daerah di kampung baik Tunjung maupun Benuaq masih melaksanakan ritual tersebut.
Kontributor : Maliana
Berita Terkait
-
Laku Dayak Indramayu Menghargai Perasaan Orang Lain
-
Rocky Gerung Merasa Konyol Saat Jokowi Bolak-balik IKN Menjelang Lengser
-
Kasus Dugaan Suap Pengurusan IUP, KPK Panggil Eks Gubernur Kaltim dan Anaknya yang Ketua Kadin
-
Mimpi Manis Bekerja di Proyek Strategis Nasional Yang Berujung Nestapa
-
Sensasi atau Seni? Dilema Joged Bumbung di Era Digital
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
Terkini
-
Kritik Dinasti Politik di Pilgub Kaltim, DEEP: Kepentingan Publik Bisa Tersisih
-
Akmal Malik Dorong Pemerintah Daerah Dukung Produk UMKM Berau ke Pasar Nasional
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
OTT KPK Berujung Buron, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Masih dalam Pencarian
-
Netizen Kritik Debat Pilkada PPU yang Sepi Argumen, Dinilai Sekadar Formalitas