Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Jum'at, 19 Januari 2024 | 17:30 WIB
Musik Kelentangan di Suku Dayak Benuaq. [Ist]

SuaraKaltim.id - Asal usul dari musik Kelentangan tidak terlepas dari perkembangan alat musik yang terjadi di Kalimantan.

Perkembangan musik di Kalimantan ini berawal dari pengaruh kebudayaan pada jaman prasejarah yakni sekira 2500 tahun sebelum Masehi sampai abad 1 Masehi.

Di masa itu terjadi dua ratus imigrasi besar yaitu Pra-Melayu sekira 2500-150 SM dan Proto-Melayu sekira abad 45M.

Kemudian imigrasi Proto-Melayu ditandai dengan perpindahan bangsa Asia Tengah ke Asia Tenggara.

Baca Juga: Mengenal Naik Dango, Upacara Adat Khas Masyarakat Dayak Kanayatn

Selama perjalanannya, mereka membawa kebudayaan bamboo, teknik mengolah lading, dan lagu pantun yang dinyanyikan oleh putra dan putri secara bersahutan.

Saat itu mereka diiringi instrument Khen yakni sejenis alat musik tiup terbuat dari bambu. Alat musik ini dikenal di Cina dengan nama Sheng dan di Kalimantan disebut Kledi.

Selanjutnya, kedatangan imigran dari daerah Cina Selatan pada abad 4 dan 2 SM mempengaruhi kebudayaan musik Indonesia, terlebih dengan kebudayaan bernama Dongson atau di zaman perunggu.

Musik Indonesia akhirnya terpengaruh khususnya instrument gong dan instrument berpencon lainya.

Gong-gong di pedalaman Kalimantan sebagian besar berasal dari Cina Selatan, hal ini dibuktikan dengan temuan banyak sekali alat perunggu di Annam tepatnya desa Dong-Son pada tahun 1930-an.

Baca Juga: Asal-usul Nama Tenggarong, Berasal dari Salah Pengucapan Tangga Arung

Adapun, dalam temuan itu instrumennya mirip dengan instrument gong yang ada pada suku Dayak di pedalaman Kalimantan.

Artinya, proses akulturasi kebudayaan di Kalimantan yang dipengaruhi kebudayaan Cina telah memberikan kemungkinan keberadaan asal-usul instrument Kelentangan.

Kendati hal tersebut memang berhubungan dengan perkembangan alat musik itu sendiri. Seperti proses tersebut yaitu diawali dengan instrument gong, kemudian berkembang menjadi gong-gong kecil.

Sehingga menciptakan instrument Kelentangan dan ditambah dengan gong-gong yang berukuran agak besar atau Genikng dan juga penambahan instrument Kendang atau Gimar.

Kontributor: Maliana

Load More