Scroll untuk membaca artikel
Bella
Sabtu, 10 Februari 2024 | 19:57 WIB
Warga Samarinda etnis Tionghoa tengah melakukan sembahyang di Klenteng Tien Le Kong Samarinda, Sabtu (10/2/2024). ANTARA/Ahmad Rifandi

SuaraKaltim.id - Masyarakat Tionghoa di Samarinda merayakan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili atau tahun baru China dengan meriah di Klenteng Tien Le Kong, yang terletak di Jalan Yos Sudarso, depan Pelabuhan Samarinda, Sabtu (10/2/24).

Perayaan Imlek diawali dengan berbagai ritual yang dilakukan oleh para penganut agama Konghucu. Mereka berkumpul untuk berdoa bersama dan memohon berkat kepada Tuhan serta leluhur. Salah seorang warga Samarinda etnis Tionghoa, Sui Ye Cin, menyampaikan bahwa tahun ini mereka memasuki Tahun Naga Kayu, yang dipercayai sebagai tahun yang penuh keberuntungan dan kemakmuran.

"Tahun ini, umat Konghucu memasuki Tahun Naga Kayu, yang kami yakini sebagai tahun yang penuh keberuntungan dan kemakmuran," kata Sui Ye Cin, seperti dikutip dari Antara.

Sui Ye Cin yang kini telah berusia 82 tahun mengaku telah rutin berdoa di Klenteng Tien Le Kong sejak dirinya masih kecil.

Baca Juga: Klarifikasi Andi Harun Diterima, Bawaslu Samarinda Hentikan Dugaan Pelanggaran Mobilisiasi Ketua RT

"Tradisi minta doa di klenteng ini sudah saya lakukan sejak kecil," katanya.

Meskipun ibadah seharusnya dimulai sejak pukul 00.00 Wita, namun karena Samarinda diguyur hujan deras pada saat itu, banyak umat Konghucu yang memilih datang pada siang hari untuk melaksanakan sembahyang.

Sui Ye Cin menjelaskan bahwa di klenteng ini, umat Konghucu memuja banyak dewa yang diyakini akan membantu mereka dalam segala hal. Selain berdoa, mereka juga membakar kertas-kertas yang berisi permintaan dan ucapan terima kasih kepada Tuhan.

"Selain berdoa di klenteng, kami juga memiliki tradisi lain untuk merayakan Imlek, yaitu berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, untuk makan siang bersama hingga bercerita," tambahnya.

Perayaan Imlek tidak hanya dijalani dengan ritual keagamaan, tetapi juga melibatkan momen kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman. Jennifer, seorang pemuda etnis Tionghoa berusia 18 tahun asal Samarinda, menyatakan bahwa Imlek adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu.

Baca Juga: Lima Caleg Muda Samarinda "Dihujani" Pertanyaan Kritis dalam Acara "Tumbuk Caleg"

"Selain mendapat angpau, saya juga bisa berkumpul dengan kerabat dan teman-teman yang jarang bertemu. Pokoknya seru deh," ujar Jennifer.

Dia juga senang mengadakan open house di rumahnya, mengundang teman-temannya yang tidak hanya dari etnis Tionghoa untuk bersenang-senang bersama. Jennifer berbagi cerita dan merayakan momen silaturahmi yang dianggapnya penting.

"Tidak hanya soal angpau atau makanan, tapi juga soal kebersamaan dan keharmonisan. Saya berdoa semoga Imlek ini bisa membawa damai dan sejahtera bagi kita semua. Gong xi fa cai!" pungkas Jennifer.

Load More