Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 18 Februari 2024 | 19:20 WIB
Suasana pembangunan istana presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (12/2/2024). [ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga].

SuaraKaltim.id - Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur berupaya memperkuat sektor ekonomi kreatif, terkhusus industri perhotelan, restoran, serta industri kecil dan menengah dalam menyongsong Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, Restiawan Baihaqi di Samarinda, mengatakan, Kaltim memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata, baik alam, budaya, maupun sumber daya alam.

"Untuk mewujudkan visi Kaltim sebagai destinasi wisata utama di Indonesia, diperlukan dukungan dari sektor hotel, restoran, dan UMKM yang dapat memberikan pelayanan dan produk berkualitas kepada wisatawan" ucap Baihaqi, Sabtu 17 Februari 2024.

Ia mengemukakan, sektor industri mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hotel, dan restoran memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah menyambut banyaknya imigran.

Baca Juga: Jalan Tol IKN Siap Terapkan Teknologi Pengisian Daya Mobil Listrik Saat Melintas

Untuk itu, lanjutnya, sinergi antara ketiga sektor tersebut perlu ditingkatkan agar dapat memanfaatkan peluang yang ada, termasuk dari rencana pemindahan ibu kota negara ke provinsi ini.

"Salah satu caranya adalah dengan memasarkan produk UMKM lokal, khususnya makanan ringan, ke hotel-hotel berbintang yang ada di Kaltim. Ini akan memberikan nilai tambah bagi UMKM dan hotel, sekaligus meningkatkan citra Kaltim sebagai daerah yang kaya akan kuliner khas," paparnya.

Ketua PHRI Balikpapan Sahmal Ruhip menambahkan, sektor hotel dan restoran di Kaltim mengalami peningkatan tingkat hunian hotel sejak Agustus 2023. Terlihat juga pada tahun baru 2024, hunian hotel di Kalimantan Timur meningkat 60-70 persen.

"Kami berharap dengan adanya IKN, sektor hotel dan restoran di Kaltim dapat meningkat signifikan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah," katanya.

Justru, katanya, hotel di Samarinda dan Balikpapan mengalami tantangan keterbatasan jumlah kamar hunian hotel disebabkan perkiraan meledaknya jumlah penduduk yang bermigrasi ke Kalimantan Timur dampak dari IKN.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Unggul 63% di Kalimantan, Analisis Pengamat Unmul: Faktor IKN, Jokowi Effect, dan Sentimen

"Persiapan dengan adanya IKN ini kita masih kekurangan kamar. Jumlah kamar hunian diperkirakan 6.000-7.000 dari hotel berbintang antara Balikpapan dan Samarinda. Angka tersebut jika digabungkan dengan hotel kelas melati, jumlahnya berkisar 12.000 kamar hunian," jelasnya.

Pengamat pariwisata Kalimantan Timur Fareis Althalets mengapresiasi upaya pemerintah dan pelaku usaha dalam mengembangkan sektor pariwisata, hotel, restoran, dan UMKM di Kaltim.

Dosen Universitas Mulawarman itu menilai, sinergi antara ketiga sektor tersebut dapat menciptakan efek berganda yang menguntungkan bagi semua pihak. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas dan konsistensi produk UMKM agar dapat bersaing di pasar.

"Produk UMKM harus memiliki standar mutu yang sesuai dengan kebutuhan hotel. Misalnya, kemasan yang menarik, label yang jelas, dan rasa yang konsisten," tutur Fareis.

Load More