SuaraKaltim.id - Di Ramadan ini, ada beragam kue khas Kalimantan Timur (Kaltim) yang sangat cocok untuk dijadikan menu pelengkap buka puasa atau menu takjil.
Biasanya, menu pelengkap ini adalah kue-kue yang tidak terlalu mengenyangkan dan memberatkan. Kue-kue ini juga bisa dijadikan menu takjil saat berbuka puasa atau sebelum menyantap menu utama saat berbuka puasa.
Di setiap daerah, terdapat berbagai kue khas yang bisa menjadi teman bagi menu utama saat berbuka puasa. Berikut daftarnya:
1. Kue Jenderal Mabuk
Kue jenderal mabuk menjadi salah satu kue tradisional yang unik dari Kaltim. Kabupaten Paser menjadi wilayah yang dikenal menjadi asal muasal keberadaan kue ini.
Sementara, nama kue Jenderal Mabok ini didapat karena konon katanya saking nikmat dan enaknya kue ini bisa sampai membuat jenderal mabuk kepayang.
Kue ini berwarna hijau dan biasa dijual di sekitar jalan kota-kota besar di Kaltim seperti Tenggarong, Samarinda, Balikpapan dan lainnya.
Terlebih, saat di bulan Ramadhan, kue ini akan lebih sering terlihat untuk disantap. Kue ini merupakan kue dengan campuran susu, gula dan telur dan beraroma pandan atau suji yang terasa kuat.
Biasanya, kue ini dibagi menjadi 8 iris dalam satu loyang dan dihargai sekira Rp 12 ribu sampai Rp 13 ribu.
Baca Juga: Sambut Maghrib, Berikut Jadwal Berbuka Puasa untuk Balikpapan, Samarinda, Bontang
2. Kue Putri Selat
Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan (Kalsel) menyimpan banyak kue dan jajanan tradisional yang digemari hingga saat ini.
Salah satu kue basah tradisional yang menjadi andalan adalah Putri Selat yang biasa dijumpai di bulan Ramadan untuk menu takjil berbuka puasa.
Kue ini terdiri dari 3 lapisan dengan masing-masing lapisan memiliki cita rasanya sendiri.
Di zaman dahulu, kue ini adalah kue kegemaran kaum bangsawan dari Kerajaan Banjar dan diperkenalkan oleh Putri Junjung Buih.
3. Kue Wadai Gagatas
Kue Wadai Gagatas menjadi salah satu kue yang berasal Kalsel dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Kue ini biasa ditemukan di beberapa daerah di Kalimantan seperti Palangkaraya dan Banjarmasin, juga beberapa kota selain Kalimantan.
Wadai juga berasal dari bahasa Banjar yang artinya kue. Kue gagatas atau disebut juga kue getas adalah kue tradisional yang terbuat dari beras ketan.
Dahulu penduduk Kalteng diketahui banyak yang memakan kue gagatas saat terjadi paceklik. Kue ini juga bisa dijadikan menu pelengkap berbuka puasa.
4. Kue Basong Durian
Kue Basong Durian menjadi salah satu kue khas Kabupaten Paser di Kaltim. Kue ini memiliki nama lain yakni kue Tondor dan cara membuatnya sama seperti kue talam.
Tetapi, yang membedakan kue basong durian dengan kue talam adalah wadah untuk mencetak kuenya. Kue berbentuk unik ini bisa dijadikan pilihan untuk berbuka puasa.
Umumnya, kue talam ini memakai cetakan siap pakai sementara kue basong ini dimasak dengan cetakan dari daun pisang yang dibentuk seperti kerucut.
Kontributor: Maliana
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025