SuaraKaltim.id - Masyarakat adat Dayak Tanjung Benuaq dan Bentian di Kalimantan Timur (Kaltim), terlebih di daerah Kutai Kartanegara (Kukar) memiliki beragam tradisi yang biasanya diselenggarakan setiap tahunnya.
Salah satu tradisi yang biasa digelar setiap tahun itu bernama 'Ngugu Tahun' yakni tradisi ungkapan rasa syukur masyarakat adat Dayak Tanjung Benuaq dan Bentian kepada Tuhannya sang pencipta yang memberikan kehidupan dan penghidupan.
Adapun, tradisi ini biasanya diawali dengan alunan musik khas masyarakat Dayak yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi penyembuhan.
Biasanya prosesi penyembuhan ini dilakukan untuk mengusir penyakit dan tolak bala yang juga untuk menyuburkan lahan pertanian.
Selanjutnya, di tengah-tengah lapangan juga terdapat sebuah patung yang terbuat dari bahan kayu ulin dipahat berbentuk manusia.
Patung itu dihiasi dengan ukir-ukiran lain yang sesuai dengan selera dan keahlian si pemahatnya.
Lalu apakah fungsinya? Rupanya patung ini disebut oleh masyarakat adat dayak sebagai patung orang mati atau patung kuangkai karena dipergunakan dalam upacara adat Kuangkai.
Tetapi dalam upacara adat Ngugu Tahun, patung blontang itu hanya berfungsi sebagai tempat mengikat hewan kerbau yang akan dikorbankan.
Kerbau tadi dibunuh sedikit demi sedikit dengan mempergunakan senjata tombak yang kemudian barulah ditamatkan riwayatnya dengan cara disembelih.
Baca Juga: Pembangunan IKN Bawa Manfaat bagi Masyarakat Adat Dayak, Kata MADN
Kemudian darah binatang ini diambil dan dipelaskan pada tempat atau wadah menyimpan tulang tadi yang memang sudah tersedia.
Bagi para pemuda yang berani menombak kerbau memiliki syarat khusus yakni tidak boleh menombak bagian lingkaran putih yang sudah ditandai oleh panitia.
Maksud penyembelihan kerbau menurut kepercayaan suku tersebut adalah sebagai penebus dosa almarhum yang diperbuatnya selama masih hidup.
Juga kelak akan dipergunakan oleh mereka yang sudah meninggal sebagai teman tunggangan sewaktu menuju ketempat peristirahatan terkahir yang disebut Gunung Lumut.
Selain itu, fungsi dari patung itu untuk mengusir penyakit dan tolak bala juga untuk menyuburkan lahan pertanian.
Kontributor: Maliana
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
9 Mobil Bekas 3 Baris di Bawah 100 Juta: Tangguh dan Irit, Suku Cadang Melimpah
-
6 Skincare Korea yang Aman dan Bagus, Terbaik Menyesuaikan Kebutuhan
-
6 Mobil Matic Bekas 50 Jutaan, Desain Modern dengan Segala Kepraktisannya
-
6 Mobil Matic Bekas yang Ideal untuk Pemula: Praktis, Efisien dan Bertenaga
-
Samarinda Masuk Peta Ekspansi Ritel ASICS di Indonesia