SuaraKaltim.id - Kehidupan religi atau sistem keagamanan dari masyarakat Dayak Bahau cukup menarik karena kepercayaannya di masa lalu yang sudah mulai bergeser seiring berkembangnya zaman.
Adapun di masa lalu hingga sekarang, agama menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat Dayak Bahau sehari-hari.
Saat ini berdasarkan data sebagian besar suku Dayak Bahau memeluk agama Katolik Roma (92.5%) terutama yang tinggal di wilayah Kabupaten Mahakam Ulu dan Kutai Barat.
Kemudian sisanya yakni sekira 6.5% memeluk Kristen Protestan, terutama yang tinggal di kawasan Kutai Kartanegara dan Kutai Timur.
Baca Juga: Penjelasan Sistem Kekerabatan Suku Dayak Tunjung, Dari Harta hingga Perkawinan
Selanjutnya, penduduk yang tersisa menganut agama Bungan dan juga Islam. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak yang masih menggunakan unsur-unsur agama Bungan.
Orang bahau pada masa lalu banyak dewa seperti dewa air, dewa padi, dewa gunung, dewa penjaga kampung dan dewa lainnya.
Saat ini sebagian besar masyarakat Dayak Bahau memeluk agama Katolik karena menurut anggapan mereka, antara agama nenek moyang
mereka dahulu sejalan dengan agama Katolik yang mereka anut saat ini.
Sementara, Orang Bahau mempunyai kepercayaan bahwa dunia ini ada yang menciptakan, dan menurut keyakinan mereka diciptakan oleh Tamey Tingae yang artinya: pembuat pencipta, yang memeriksa, atau mengontrol dari atas dan bertempat tinggal di langit.
Menurut kepercayaan orang Bahau manusia ini dikuasai oleh roh-roh yang bertempat tinggal di langit. Bila orang itu mati, maka ia menjadi roh dan pindah dari bumi menuju alam roh.
Baca Juga: Pengertian dan Fungsi Beliant Bawo, Ritual Adat Penyembuhan Ala Suku Dayak
Alam roh itu didiami oleh para roh sebagai makhluk yang kekuatannya di luar kekuatan manusia dan tidak dapat dikuasai oleh manusia dengan cara biasa.
Roh itu tidak nampak dan berada di mana-mana, bisa di sungai, di pohon, di gua, dalam air, di atas tanah, di angkasa sampai ke puncak langit.
Para roh itu ada yang baik dan ada pula yang jahat terhadap manusia. Roh yang baik membantu dan yang jahat mengganggu.
Agar roh itu tidak mengganggu dan membantu, maka manusia melakukan hubungan dengan upacara.
Dalam upacara inilah manusia itu berhubungan dengan roh-roh itu, di sana ia menyampaikan keinginannya, agar ia tidak mendapat gangguan dan mendapat perlindungan dari roh yang baik.
Kontributor : Maliana
Berita Terkait
-
Metamorfosis Film Horor Indonesia: Dari Seksis hingga Religi
-
Mengintip Kemegahan Masjid Al Jabbar, Tempat Ibadah yang jadi Salah Satu Wisata Religi di Bandung
-
MBC Resmi Tunda Penayangan Drama 'Crushology 101', Ternyata Ini Alasannya
-
Ulasan Film 'Setetes Embun Cinta Niyala', Dilema Cinta dan Perjodohan
-
5 Fakta Menarik Drama 'Crushology 101', Cinta Segitiga yang Bikin Dilema!
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Dari Warung Kecil hingga Jutaan Rupiah, Berikut Kisah Sukses Warung Bu Sum Berkat Bantuan BRI
-
Adaptif di Era IKN, UMKM PPU Diminta Melek Digital
-
Gakkum KLHK Usut Kasus Hit and Run Penambangan Ilegal di Hutan Pendidikan Unmul
-
Warga Ngeluh BBM Bermasalah, Pengamat Unmul Bongkar Dugaan Kebocoran Sistem
-
BBM Bermasalah, Pertamina Janji Buka Bengkel Gratis di 10 Daerah Kaltim