Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 02 Mei 2024 | 14:45 WIB
Pasar Taman Citra Mas Loktuan. [Ist]

SuaraKaltim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang berjanji akan mengevaluasi tata kelola Pasar Taman Citra Mas Loktuan yang dikeluhkan sepi pembeli oleh pedagang. Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Bontang Najirah.

Dia mengatakan, akan meminta Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop-UMPP) untuk mencari solusi agar keluhan pedagang bisa diatasi.

Katanya, evaluasi diperlukan untuk menentukan langkah kebijakan yang baik bagi para pedagang. Karena bagaimanapun pasar itu tempat perniagaan dan putaran ekonominya harus tetap terjada. 

"Kita akan cari solusinya sama-sama. Nanti dari OPD teknis akan melakukan evaluasi," ucap Najirah, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Kamis (02/05/2024). 

Baca Juga: Omzet Anjlok, 30 Pedagang Pasar Taman Citra Loktuan Minta Pindah Kembali ke Lokasi Lama

Sejauh ini Pemkot Bontang juga tengah berbenah menyelesaikan semua pekerjaan yang masih harus disempurnakan. Sejumlah fasilitas di Pasar Taman Citra Mas Loktuan juga perlahan dilakukan penyempurnaan. 

"Pasti ditindaklanjuti. Apalagi keluhan ini dari masyarakat," sambungnya. 

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 30 pedagang pasar yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Pasar Taman Citra Mas Loktuan (AP2TCL) mengadu ke Ketua DPRD Bontang terkait omzet jualan mereka yang merosot sejak pindah ke gedung baru. 

Mereka meminta supaya difasilitasi untuk kembali berjualan di lokasi lama, persis di depan Kantor Kelurahan Loktuan. Sejak pindah Agustus 2022 lalu omzet jualan pedagan merosot drastis.

Alih-alih meningkat justru banyak pedagang terlilit utang karena penjualan menurun. Ketua Forum AP2TCL Abdul Aziz mengatakan, banyak dari pedagang terlilit utang karena jualan sepi.

Baca Juga: Kematian Misterius ABK 56 Tahun di Atas Kapal, Diduga Karena Sakit Lambung

Padahal katanya, mereka meminjam modal usaha untuk berjualan. Semisal penjual kue, sebelum pindah bisa mengantongi omzet Rp 500 ribu per hari sedangkan saat ini hanya Rp 100 ribu. 

"Kita sudah sabar 2 tahun pindah ke lokasi yang baru. Tapi ternyata tidak bisa mendongkrak perekonomian pedagang. Kami minta pindah daripada bangkrut," kata Abdul Azis.

Load More