Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 28 Mei 2024 | 17:30 WIB
Ilustrasi tengkorak. [Ist]

SuaraKaltim.id - Suku Aborigin Formosa di Taiwan merupakan salah satu suku yang mirip dengan Suku Dayak di Pulau Kalimantan.

Kemiripan ini terjadi lantaran suku Formosa ini rupanya masih satu rumpun dengan Suku Dayak di Kalimantan.

Bisa dikatakan, suku Formosa dan Suku Dayak merupakan pecahan dari kelompok-kelompok suku dari bangsa Austronesia.

Kemudian, bangsa Austronesia ini melakukan migrasi ke Indonesia dan beberapa negara lainnya seperti China, Malaysia, Brunei pada ribuan tahun yang lalu.

Baca Juga: Dari Vietnam ke Kalimantan: Kemiripan Arsitektur dan Sistem Kekerabatan Suku Rade dan Suku Dayak

Alhasil, suku-suku tersebut memiliki kemiripan karena masih serumpun dalam bangsa Austronesia.

Lantas bila ditelusuri lebih lanjut, apa saja kemiripan suku Aborigin Formosa ini dengan Suku Dayak? Berikut penjelasannya:

1. Desa Budaya

Suku Aborigin Formosa di Taiwan ini memiliki Desa Budaya yang sangat besar, bernama Formosan Aboriginal Culture Village.

Di desa seluas 62 hektare itu, pengunjung bisa lebih dekat untuk mengenal dan mempelajari seluk beluk budaya dan kehidupan orang Austronesia, khususnya suku Aborigin Formosa ini.

Baca Juga: Suku Rade, Saudara Jauh Suku Dayak dari Vietnam dengan Budaya Mirip

Formosan Aboriginal Culture Village ini berada di Kotapraja Yuchi, Kabupaten Nantou,  dan terdiri dari sembilan desa di lereng bukit di atas Amusement Isle.

Di desa budaya Aborigin Formosa, masyarakat dapat mengamati gaya hidup suku tradisional Taiwan dan melihat bagaimana beragam tradisi asli penduduk sana.

Sementara di Indonesia, masyarakat Suku Dayak memiliki Desa Budaya Pampang yang berada di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Sama seperti di Formosan Aboriginal Culture Village, di Desa Budaya Pampang, pengunjung dapat mengenal budaya dan kebiasaan dari suku Dayak dengan lebih dekat.

2. Tarian dan Ritual Adat

Kedua suku antara Dayak dan Aborigin Formosa juga sama-sama memiliki ritual adat dengan tarian dan upacara sakralnya.

Di Indonesia, suku Dayak mengenal ritual penyembuhan bernama beliatn yang berguna untuk mengusir roh-roh jahat atau penyakit yang diderita oleh masyarakat.

Sementara di Suku Aborigin Formosa, mereka juga memiliki hal yang sama dalam upaya penyembuhannya.

Misalnya, di sana juga mengenal dukun yang dianggap memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat dengan prosesi tertentu.

Selain itu, tarian lincah yang khas dari kedua suku ini juga memiliki kemiripan, terlebih dari ornamen atau properti tariannya.

Contohnya seperti pakaian yang ramai dengan hiasan serta bulu-bulu binatang dan juga adanya tato badan yang juga mirip dengan Suku Dayak.

3. Memajang Tengkorak Musuh

Terakhir, di Indonesia, Suku Dayak dikenal memiliki kekuatan magis yang amat kuat ketika berperang melawan musuh.

Di masa lalu, suku Dayak dikenal dengan tradisi Ngayau-nya, yakni tradisi pemburuan kepala oleh Suku Dayak.

Lalu kepala-kepala yang menjadi korban Ngayau ini akan dikeringkan hingga menjadi tengkorak lalu digantung di depan rumah.

Kumpulan kepala tengkorak tersebut dijadikan sebagai lambang kebanggaan keluarga, keberanian, kekuatan magis untuk menolak bala.

Ngayau yang sesungguhnya, tidak lepas dari korban kepala manusia dari pihak musuh yang dalam praktiknya saat ini sudah resmi dilarang oleh pemerintah.

Kesamaan ini ada pada Suku Aborigin Formosa dimana di masa lalu yang memiliki kebiasaan memajang tengkorak kepala musuh yang dipenggal dalam perang.

Oleh Suku Aborigin Formosa, kepala musuh ini direplika dan dipajang di rak-rak batu dekat rumah kepala Suku di Desa Budaya mereka.

Kontributor : Maliana

Load More