SuaraKaltim.id - Enam teknisi asal Korea Selatan yang terlibat dalam proyek taksi terbang di Ibu Kota Nusantara (IKN) diamankan sementara oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Samarinda, di Jalan Ir Juanda. Mereka diduga tinggal lebih lama dari yang diizinkan oleh visa mereka.
Kepala Kantor Imigrasi Samarinda, Washington Saut Dompak Napitupulu, mengonfirmasi penahanan tersebut pada Kamis, 6 Juni 2024. Enam warga negara asing itu tiba di Kota Samarinda pada Senin (03/06/2024).
"Kami menahan mereka untuk meminta informasi lebih lanjut, terutama karena mereka tinggal di Samarinda untuk jangka waktu yang panjang," ujar Washington, dikutip dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Jumat (07/06/2024).
Identitas keenam orang tersebut adalah SWC (60), JC (38), YK (24), KSP (42), DK (41), dan MSK (49). Mereka diamankan di Bandara APT Pranoto Samarinda pada Selasa, 4 Juni, setelah ada laporan dari warga setempat.
Dalam pemeriksaan yang berlangsung sekitar dua jam, ditemukan bahwa empat dari enam teknisi tersebut memiliki Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) yang tidak terdaftar di Samarinda.
"Empat dari mereka memiliki Kitas yang tidak valid untuk Samarinda, sementara dua lainnya menggunakan visa kunjungan sebagai operator taksi online ini," katanya.
Washington juga menjelaskan bahwa keenam teknisi tersebut merupakan bagian dari tim perakit taksi terbang yang melakukan pekerjaannya di bandara APT Pranoto.
"Setelah kami konfirmasi, ternyata mereka meminta izin dan meminta tempat untuk merakit dan mengoperasikan taksi terbang di APT Pranoto. Begitu kronologinya," jelasnya.
Empat teknisi telah dikirim kembali ke Jakarta pada Rabu (05/06/2024) kemarin, sementara dua lainnya tetap di Samarinda untuk melanjutkan proyek taksi terbang.
Baca Juga: Status Lahan IKN Jadi Perhatian Utama AHY, Raja Juli Diminta Berkoordinasi dengan Basuki Hadimuljono
Tentang Sky Taxi IKN
Sky taxi atau taksi terbang merupakan kendaraan mobilitas perkotaan yang akan menjadi showcase di IKN. Taksi terbang berjenis Optionally Piloted Personal/Passenger Air Vehicle (OPPAV) ini adalah hasil pengembangan Korea Aerospace Research Institute (KARI) dan Hyundai Motors Company (HMC).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Sunscreen Terbaik untuk Pelajar dan Mahasiswa, Harga Mulai 18 Ribuan
-
5 Link DANA Kaget untuk Tambahan Belanja, Saldo Rp397 Ribu Langsung Cair
-
5 Link DANA Kaget Terbaru di Hari Minggu, Saldonya Bernilai Rp499 Ribu
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser